Episode 25

365 47 7
                                    

"Zy, ayo cepet, tar kita telat ke bandara," kata Shaka menunggu adeknya muncul.

Shaka dan Zyzy hari itu akan pindah ke Amerika bersama Oma Opanya disana. Aran memilih memboyong semua keluarganya kesana.

"Bang, bantuin!!" Kata Zyzy ngomel mendorong koper yang lebih besar dari dirinya.

"Kan udah opa bilang, bawa yang perlu aja!" Kata Shaka ngomel namun tetap membantu adeknya. Zyzy hanya cemberut.

Oia fyi, mereka bisa menuntaskan tahun ajaran ini walau ditengah semua masalah yang mereka jalani. Bahkan Zyzy masih bisa mendapatkan nilai bagus, karena memang kejeniusan orang tuanya yang menurun padanya.

Mereka berdua diantar bang Jabieb menuju bandara. Setelah selesai semua urusan mereka berpamitan pada Jabieb.

"Om, titip rumah ya," kata Shaka fist bump dengan Jabieb.

"Kalian berdua baik-baik ya disana," kata Jabieb yang sudah menganggap mereka keponakan.

Zyzy tiba-tiba memeluk Jabieb. Menumpahkan rasa terima kasihnya pada Jabieb yang sejak ayahnya kecil selalu menemani ayahnya.

Waktu pun memaksa mereka tuk berpisah. Zyzy tidak kuasa menahan sedih meninggalkan semua kenangan baik ataupun buruk di kota kelahirannya ini.

Di belahan dunia yang lain Chika dan Aran masih sibuk menyiapkan kamar kedua cucunya.

"Udah ma, udah rapi itu," kata Aran melihat Chika yang dari tadi membereskan kamar untuk Zyzy.

"Nyampe jam berapa?" Tanya Chika.

"Besok, udah yuk istirahat," kata Aran.

"Ini yakin, kita gak ikut jemput mereka?" Kata Chika.

"Iya, biar mereka kangen-kangenan dulu," kata Aran senyum.

Keesokan harinya di bandara, Shaka dan Zyzy baru aja sampai. Keduanya meregangkan badan setelah perjalanan panjang.

"Yang jemput siapa bang?" Tanya Zyzy mencari orang yang sekiranya menjemput mereka.

"Gak tau," kata Shaka menyengir bodoh, membuat Zyzy jadi cemberut.

"Kalian ngapain disitu? Gak mau pulang?" Sapa seseorang dari sisi kanan mereka.

"Papa!!!" Keduanya berlari menghambur memeluk Fre yang datang menjemput mereka.

"Mamanya gak di peluk?" Tanya Fio yang muncul di belakang Fre. Keduanya langsung berpindah memeluk Fio.

Kalian bingung kenapa 2 orang yang "diberitakan" meninggal ini masih ada disini bernafas sehat. Sini Thor ceritain aja, biar gak pake flashback.

Jadi setelah dokter keluar dari ruang operasi, dokter menyampaikan walau kondisi Fre masih lemah tapi bisa bertahan. Indah dan Oniel pun berlari kencang menuju mereka untuk mengabarkan kondisi Fio yang mengalami mukjizat menjadi baik.

Aran segera mengatur tim nya dan Jabieb untuk meminta keduanya ditransfer agar aman. Aran menitipkan perusahaannya untuk di merger oleh Adel. Zee dan Sean setuju membantu Fre dan Fio pindah dari Indo tanpa diketahui banyak orang.

Begitu keduanya dalam kondisi stabil mereka memindahkan Fio dan Fre ke Amerika bersamaan dengan pindahnya Zee sekeluarga dan berita itu keluar.

Kembali ke keluarga Fre yang saat ini tengah makan bersama di rumah. Suasana syahdu penuh kehangatan dan kebersamaan, lama tidak terasa di keluarga ini.

"Yah, sori, kok ayah bisa sesadis itu sih kemarin?" Tanya Shaka saat meja makan hanya menyisakan Aran, Fre dan Shaka.

"Hmm, gimana ya?" Fre tampak bingung bercerita.

"Kamu pernah denger cerita tentang keluarga oma?" Tanya Aran tiba-tiba. Shaka hanya menggeleng.

"Ya karena Oma kamu anak tunggal kayak papa, dan kakeknya papa dari Oma itu orangnya kasar," kata Fre masih nampak ragu bercerita.

"Opa dulu atlit silat dengan senjata yang papamu pake itu, ilmunya udah di kuasai papa mu jauh sebelum waktunya," kata Aran lagi.

"Oma dulu sering di siksa sama papanya, papamu sekali waktu melihat itu dan emosi," kata Aran. Fre hanya tertunduk tidak bangga dengan kelakuannya dulu. Sementara Shaka tampak bengong.

"Ya papanya Oma nyaris hilang nyawa karena papamu gelap mata, dan yang nyetop papanya Opa, guru yang ngajarin silat itu, dan ngelarang papamu belajar silat lagi selamanya," kata Aran.

"Udah ya nak, itu salah dan gak boleh dilakuin lagi, papa gak bangga akan itu makanya gak pernah papa ceritain, maaf kamu harus liat itu," kata Fre memeluk anaknya.

"Ayo, ditungguin di ruang depan malah ngobrol disini, itu anaknya kangen sama opa sama papanya," kata Chika membuat mereka semua kembali ke kenyataan saat ini.

Mereka pun berkumpul bersama di ruang keluarga, melanjutkan kehangatan cinta yang lama terkosongkan.

Hidup dari masa lalu adalah pelajaran untuk menjalani masa depan. Keduanya akan saling menghubungkan menjadi manusia seperti apa seseorang. Begitu pula masa kini yang akan menjadi pelajaran untuk nanti. Setiap keputusan yang kita ambil akan menjadi awal masa depan kita. Jadi bijaklah dalam bersikap, jangan jadikan kesalahan di masa lalu menjadi alasan kebodohan di masa depan. Jadikan Kini dan Nanti menjadi lebih berarti bersama yang dikasihi.

Sekian****************************End

Terima kasih untuk semua yang udah vote
Terima kasih untuk semua komen dan masukannya

Sampai jumpa di kesempatan dan cerita yang lain

Jangan lupa dukung terus sesama creator dan penulis WP

Hapoy reading

Gid bless u all

Cerita Cinta Fre-Fio (Kini dan Nanti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang