05 Ruangan putih

389 12 0
                                    

- 4ever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 4ever.

Suara derap langkah menggema di koridor gedung bernuansa putih itu. Satu brankar yang di dorong dengan seseorang yang terbaring lemah di atas nya, membuat suasana menjadi lebih mencekam.

Langkah mereka-suster dan satu remaja di belakang nya kini sampai di depan ruang UGD. Suster membawa brankar itu masuk menyisakan seorang lelaki berkulit tan yang di halangi untuk masuk.

Lelaki berusia enam belas tahun itu duduk di kursi tunggu dengan perasaan cemas mendominasi. Tangan nya dengan gemetar merogoh handphone di saku dan menghubungi beberapa nomor.

Setelah mengabari orang penting, kini ia akan menghubungi nomor kedua temannya.

Bastian menghela nafas, Daren tidak mengangkat panggilan nya. Mungkin anak itu sudah tidur. Sekarang ia akan ganti menelfon Naja.

Sebenarnya tidak perlu banget untuk menghubungi kedua orang itu larut malam seperti ini. Hanya perlu meninggalkan pesan dan menyuruh mereka datang esok hari. Namun Bastian tau betul, Daren dan Naja akan marah-marah padanya bila hal sepenting ini tidak memberitahu keduanya.

"Apasih lo nelfon malem-malem begini?!" Suara Naja di seberang mengagetkan Bastian. Sang empu menarik nafas dalam.

"Maaf ganggu waktu-"

"Iya lo emang ganggu waktu nonton gue anjing! Udah cepetan ada apa?"

Bastian meneguk ludah. "Na, berita buruk-"

"Apa? Rumah lo udah di kunci dan sekarang mau numpang tidur di rumah gue, iya?!" Lagi dan lagi, Naja kembali menyela ucapan Bastian membuat remaja tan itu tersulut emosi.

"Dengerin dulu bego! Gue cuma mau ngasih tau lo kalo Galen masuk rumah sakit."

"ANJING!!"

Panggilan di matikan sepihak, Bastian hanya bisa kembali menghela nafas.

Terdengar suara langkah kaki yang berjalan cepat kearah ia duduk sekarang. Bastian menoleh, mendapati sosok wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu nya Galen.

"Tante," Bastian berdiri dan menyalami wanita itu sopan.

"Galen dimana Bas? Dia baik-baik aja? Kok bisa kecelakaan ceritanya gimana?" Amel menyerbu Bastian dengan pertanyaan beruntun. Ia menatap manik Bastian dengan raut yang ketara jelas bahwa wanita itu tengah khawatir.

"I-iya tan, sabar dulu, tante duduk dulu, ya ... " Amel menurut, ia duduk di kursi tunggu dengan nafas yang tidak beraturan.

"Galen masih di dalem tan. Tante dateng nya kelewat cepet." Ucap Bastian terkekeh pelan kemudian kembali duduk.

Hening menyapa mereka beberapa saat. Masing-masing saling diam dengan pandangan kosong menerawang jauh ke depan. Memikirkan hal-hal random, entah negatif ataupun positif.

Four(4)Ever | 00L NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang