06 Lama Perjalanan

205 14 0
                                    

— 4ever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 4ever.

Bastian merebahkan tubuh nya ke kasur empuk itu. Setelah bangun dan merapikan kamar, alih-alih pemuda tan itu keluar dan sarapan, justru ia kembali berbaring di pinggir kasur dengan tangan yang merentang lebar.

Pagi ini, hari minggu, Bastian sudah mengeluh saja. Mengapa saat hari libur dirinya bangun pagi tanpa alarm atau tanpa di bangunkan? Sedangkan saat hari biasanya—sekolah, pemuda itu malah molor. Kalau tidak di bangunkan dulu oleh orang tua nya mungkin ia akan terus terlelap sampai siang.

Tidak mau menyia-nyiakan dirinya yang sudah bangun pagi itu, Bastian segera mengusap wajah nya kasar dan berdiri. Ia keluar dari kamar untuk pergi ke kamar mandi dan hendak mengambil air wudhu. Sebagai seorang muslim, alangkah baik jika bangun pagi di manfaatkan untuk sholat subuh, iya kan?

Setelah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah, Bastian berjalan santai melewati ruang keluarga dan masuk ke dalam kamar nya kembali.

Kini Bastian telah siap dengan sarung dan peci nya. Ia juga telah menggelar alas. Pemuda tan itu tersenyum dan segera membaca niat dalam hati.

•••

Remaja berkulit putih yang baru saja terusik tidurnya kini menggeliat kecil dan menguap. Cahaya matahari yang menembus jendela dan gorden kamar itu membuat mata nya sedikit silau, ia mengerjap pelan dan duduk dengan perlahan menyender ke belakang kasur mewah itu.

Setelah kesadaran nya cukup stabil, menoleh ke sebelah kanan. Space kosong yang sengaja ia kosongkan untuk kakak sepupu nya tidur. Namun, detik itu juga mata nya membulat saat tidak menemukan siapapun terbaring disana. Ia melirik jam, dan jam itu telah menunjukkan pukul enam pagi.

Carlos tidak yakin Daren akan bangun sepagi ini di hari minggu. Ia turun dari kasur untuk keluar dan mencari keberadaan Daren, sepupu nya.

Baru akan melangkah keluar, langkah nya terhenti di depan meja belajar Daren. Carlos mengulum bibir melihat Daren masih pulas dengan kepala yang bertumpu pada meja dan kedua tangan yang bersilang.

Tentu bukan posisi yang bagus dan nyaman untuk tidur.

Meski tidak enak, Carlos memberanikan diri menepuk pundak yang lebih tua.

"Ge, bangun. Pindah ke kasur, ge,"

Daren berdehem, tidak perlu menunggu satu menit, ia sudah berdiri dan berjalan gontai menuju kasur nya. Daren langsung menubrukkan diri di atas kasur dan mengambil posisi nyaman.

Carlos hanya geleng-geleng kepala sembari menghela nafas. Ia melirik ke meja belajar milik Daren, namun sesuatu yang menarik atensi nya kini membuat kepala nya sudah berputar sembilan puluh derajat.

"Gambar?" Monolognya pelan dengan mata yang menelisik kertas di depannya itu.

Tidak mau terlalu memikirkan nya, Carlos lebih memilih untuk segera mandi dan packing. Hari ini rencana nya ia akan kembali ke China setelah pemakaman nenek nya selesai.

Four(4)Ever | 00L NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang