13 Operasi

508 13 0
                                    

— 4ever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 4ever.

Malam ini sudah larut. Irwan tidur cukup nyenyak di kursi kemudi mobil nya sendiri. Tidak ada suara apapun yang dapat menyadarkan pria itu dari lelap nya tertidur. Kendaraan berisik yang lewat bahkan tidak dapat mengusik tidur nya.

Kecuali satu suara yang jelas berbunyi keras dan menganggu telinga. Suara dering handphone.

Irwan mengerjap. Mata nya perlahan terbuka, kemudian ia ambil benda pipih yang menjadi alasan nya terbangun. Begitu melihat jam di handphone nya, mata yang semula sayu itu kini melotot sempurna.

"H-halo! Ya ampun udah jam setengah sebelas kurang! I-iya, Ris? Bentar aku otewe pulang—"

Ia menghentikan ucapan nya tatkala suara dari seberang menginstrupsi. Sambil mendengarkan wanita di balik layar handphone nya berbicara, ia melajukan mobil nya kencang, masih dengan keadaan setengah sadar.

"...."

"Oke-oke, ini aku udah mulai jalan," pungkas Irwan.

Diri nya fokus ke pada benda yang di pegang, hendak menaruh nya di saku jas. Tanpa memperhatikan ke depan jalan, mobil nya ia kendarai begitu kencang. Sampai tidak sadar bahwa mobil nya melewati jalur kereta yang kebetulan sedang beroperasi malam itu. Bahkan detik itu.

Kereta yang melaju kencang dari arah barat, sudah memunculkan tanda-tandanya sejak tadi. Bahkan pagar penghalang sudah di turunkan, namun kejadian yang begitu cepat dan tanpa sadar, mobil sedan milik Irwan menembus nya. Alhasil mobil itu terguncang akibat benturan keras dari kereta. Mobil itu dilindas begitu saja, sedangkan kereta panjang itu tetap melaju dengan kecepatan cepat.

Pengendara lain yang tidak terlalu banyak jumlah nya, cengo begitu saja saat menyaksikan hal tersebut. Para penjaga gerbang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kejadian itu. Sudah di turunkan pagar, namun masih saja ada yang menerobos. Menambah beban malam hari saja.

Dengan siaga salah satu penjaga menelfon medis, polisi, dan derek juga tidak lupa.

•••

Jantung nya berdegup kencang. Dada itu naik turun tidak beraturan dengan nafas tercekat. Wanita paruh baya itu menangis dalam diam, benar-benar membeku di tempat tanpa memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Setelah menormalkan nafas nya, ia mengambil kerudung dan jaket di dalam kamar kemudian menelfon sang anak. Ralat, menelfon Daren. Karena Bastian tidak membawa handphone.

"Assalamualaikum nak Daren ..,"

"Kenapa lagi, tan? Saya udah mau tidur ini," keluh Daren.

"Maaf banget ya nang, tante mau ngasih tau Bastian, bingung gimana. Tante gak bisa hubungin dia selain lewat kamu sekarang ini—"

Four(4)Ever | 00L NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang