25 Surat

82 12 0
                                    

-4ever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-4ever.

Malam itu, menjadi malam yang cukup berkenang bagi Naja. Dimana keluarga kecilnya dengan keluarga kecil sahabatnya berkumpul. Walaupun berkumpulnya di rumah sakit, tetap saja Naja merasa senang. Bahkan ia tidak segan mengatakan itu lebih menyenangkan daripada berkumpul dengan keluarga istrinya di masa depan. Ia berharap suatu saat bisa kembali berkumpul bersama tiga sahabatnya dengan keluarga kecil masing-masing, kalau bisa sambil membawa istri masing-masing juga tidak apa-apa.

Tapi sayang kemarin malam tidak ada orangtua Bastian. Tidak bisa dipaksa, ia tau kondisinya memang tidak memungkinkan. Sedangkan Irwan tengah koma dan mendekam di rumah sakit, dan Riska entah kemana perginya, Bastian bahkan tidak tau. Naja tidak bodoh untuk peka terhadap suasana hati Bastian, ia sudah kenal pemuda itu sejak kecil bahkan hubungan persahabatan mereka lebih lama daripada hubungan persahabatannya dengan Daren dan Galen. Ia tentu merasa bahwa semalam meski Bastian nampak ceria-ceria saja, apalagi anak itu selalu saja dapat mencairkan suasana, namun didalam hati Bastian pasti merasa sedih karena kedua orangtuanya tidak ada disana bersama kedua orangtua sahabatnya yang lain.

Jujur saja, Naja ikut merasa simpati bahkan ia ikut merasa sedih saat mengetahui kabar Irwan yang jauh dari kata baik-baik saja pasca kecelakaan. Harapannya juga sama dengan Bastian, yaitu ingin Irwan cepat sadar dari komanya dan mudah-mudahan ingatannya bisa secepatnya pulih sehingga keluarga Bastian tidak terpuruk lagi. Naja ingin senyuman Bastian yang dulu kembali. Senyuman yang hanya menyiratkan kebahagiaan tanpa adanya sirat kesedihan yang berusaha untuk di sembunyikan.

Sayangnya senyuman itu sudah lama hilang.

Entah sejak kapan, sepertinya bukan sejak Ayah dan Ibu Bastian berencana ingin pisah. Namun, sudah lama sekali.

Senyuman Bastian yang sekarang bukanlah senyuman yang Naja kenali. Ia merasa tidak akrab dengan senyuman itu. Ada yang berbeda meskipun Bastian berhasil menyembunyikan kesedihannya dengan rapi. Asing, seolah Bastian yang dulu dengan tawa bahagianya tanpa tau kelam telah menghilang ditelan bumi, tetapi kenyataannya Bastian yang dulu juga masih berada disini, di jangkauannya, dan masih menjadi sahabatnya yang sangat ia sayangi.

Bastian memang tidak pernah terbuka terlalu jauh dengan Naja, mungkin Bastian tidak mau terlihat lemah dan cengeng di hadapan sahabatnya. Tetapi Bastian pernah sekali menceritakan bahwa hubungan keluarganya rentan, dan itu sudah cukup lama. Naja juga menyadari saat ia merasa Bastian benar-benar jarang sekali pulang kerumah keluarganya, karena biasanya anak itu akan pulang seminggu sekali. Tetapi memang Bastian sekarang jarang pulang, bahkan ia terlihat sangat nyaman dirumah Desi, seolah itu memanglah rumah tempatnya dibesarkan.

Tapi, kenyataannya memang begitu, sih.

Bastian memang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah Desi sejak dulu bayi. Sampai sekarangpun ia lebih sering disana. Naja sampai baru tau saat kelas satu SMP kalau rumah Desi bukanlah rumah asli Bastian.

Four(4)Ever | 00L NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang