07 Keputusan

179 12 0
                                    

— 4ever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 4ever.

"Misi," suara lembut itu.

Suara yang tak lain adalah milik Daren itu menggema menyapa indra pendengaran lima orang di dalam nya.

"Nah, dateng juga ini bocah." Kata Bastian menghela nafas.

Amel mendekati pemuda itu dan membalas tangan Daren yang hendak menyaliminya. "Kamu kok baru dateng? Habis kemana?" Tanya Amel sedikit basa-basi.

Daren tersenyum canggung. "Ada urusan tan." Ia menoleh ke netra Galen yang masih setia duduk di atas brankar nya.

"Udah sehat lo?" Gurau Daren menciptakan suasana santai.

Galen terkekeh. "Sehat." Jawab nya singkat.

"Nak Ren ... "

Daren menoleh menatap Amel yang baru saja memanggil nya. Ia tatap kedua mata wanita paruh baya di hadapan nya dengan pandangan bertanya-tanya. Pasalnya ibu dari salah satu sahabatnya itu kini menatap netra nya dalam dengan wajah sendu.

"Tante mau bicara sebentar, boleh?" Tanya Amel.

Daren membeo. "Empat mata?"

Amel mengangguk sendu dan langsung dibalas anggukan juga oleh Daren. Tanda bahwa ia bersedia.

Keduanya jalan beriringan keluar ruangan, langkah yang tak sama itu pergi ke taman rumah sakit dan duduk di salah satu bangku kayu disana.

"Ada apa, ya, tan?" Tanya Daren tidak ingin berbasa-basi.

Wanita di samping nya menarik nafas dalam. "Soal vidio yang kamu kirim," Amel menjeda sejenak memperhatikan reaksi halus yang di berikan oleh Daren. "Menurut kamu, tante harus gimana?"

Daren menggigit bibir bawahnya. "Maaf sebelumnya tan, maaf karena Daren lancang ngevidio om Fauzan. Maaf juga karena udah ikut campur urusan kalian tapi—"

"Shuut.. udah, gapapa. Justru kalo kamu gak ngirim itu mungkin sampai sekarang tante masih di kibulin sama ayah nya Galen." Sela Amel.

"Tante cuma mau tanya dan mau minta pendapat kamu. Apa tante harus ambil tindakan, atau bagaimana?" Amel kembali bertanya sembari mengelus punggung tangan kiri Daren.

"Tante. Daren ngerasa nggak berhak bilang ini, cuman— Ren berpendapat kayaknya tante sama om harus bicara baik-baik tan. Ren juga cuma liat sekilas di parkiran itu. Ren gatau di belakang mereka gimana, jadi Ren gabisa ambil keputusan sendiri terlebih ini urusan pribadi keluarga tante."

"Tapi Ren mau ngasih solusi, kalo semisal tante kecewa sama om, dan mau ambil tindakan, itu Ren gabisa maksa atau larang. Ren cuma mau bilang sama tante kalo Galen itu seriiing banget. Dia sering cerita soal gimana sosok ayah yang dia punya. Sosok ayah yang bisa mengerti keadaan nya, selalu mengapresiasi nya meski hal kecil sekalipun. Dan selalu menjadi tameng juga garda terdepan buat Galen."

Four(4)Ever | 00L NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang