👆 Seperti yang aku bilang di part sebelumnya, aku mau post cast cerita ini satu persatu, yeayy!
Untuk tokoh Diva Kanzia Larasati, aku ngerasa cocok banget sama visualnya Nayla Denny Purnama 😍
Menurut kalian gimana guys? Komen ya ^o^
Happy Reading....
****
Pagi-pagi Fiona dihampiri anak kucing menggemaskan yang waktu itu membuat insiden Zia jatuh ke taman. Fiona berjongkok, dan bermain dengan anak kucing berbelang kuning putih itu di depan teras kelas. Dia terus tertawa girang setiap anak kucing itu merespon pancingan-pancingannya menggunakan ranting.
"Suka banget, ya sama kucing?" tanya seseorang, membuat Fiona mendongakkan kepala.
Radit dengan tas yang masih tersampir di bahunya mendekat, dia mengelus anak kucing itu, dan tangannya malah dijadikan mainan baru oleh si kucing. Radit tampak cuek, bahkan semakin senang bermain di saat tangannya digigit-gigit dan dicakar.
"Lo juga?" balas Fiona.
Radit menghentikan kucing itu, dia menggendongnya, lalu memberikan pada Fiona.
Fiona menerimanya dengan bingung.
"Gue punya banyak kucing di rumah."
"Oya?" Fiona bersemangat saat mendengarnya. "Lo punya berapa?"
"Delapan, ada yang anggora, persia, kucing kampung, kucing ras russian blue juga ada."
Fiona membelalakkan matanya. "Wah! Gue aja cuma punya 3 kucing."
Obrolan mereka jadi berlanjut seputar perkucingan. Fiona senang sekali menemukan orang yang sefrekuensi dengannya, mereka saling menceritakan cerita lucu dengan kucing masing-masing.
"Kalo gue pernah marahin kucing gue gara-gara buku baru gue dijadiin mainan, dia cakar-cakar sampai robek. Buku gue judulnya The Subtle Art Of Not Giving A F*ck, tertinggal F*ck nya doang, tulisan lainnya hancur. Parah banget 'kan," cerita Fiona.
Radit terkekeh. "Parah sih." Kemudian Radit menyadari sesuatu. "Eh by the way, itu judul bukunya Mark Manson gak sih?"
Fiona mengangguk. "Lo tau?"
"Itu salah satu buku favorit gue. Gue juga punya, versi terjemahnya. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat," jelas Radit.
"Sumpah, bener, tuh buku emang bagus banget isinya. Gue baca versi bahasa Inggrisnya."
"Berarti lo jago bahasa Inggris dong."
"Ah gak juga. Itu buat latihan aja awalnya, disuruh guru les bahasa gue."
"Oh jadi lo ikut les bahasa."
"Iya, disuruh ortu gue."
"Disuruh-suruh terus," komentar Radit terkekeh.
Obrolan semakin berlanjut, tak disangka mereka punya banyak topik yang cocok.
Di sisi lain, Zia baru sampai di sekolah. Dari jauh, dia melihat dua orang yang sangat dikenalnya tampak berbincang asyik di teras depan kelas. Semakin dekat, Zia semakin memerhatikan keduanya seperti membicarakan sesuatu yang sangat menarik. Tak tau kenapa, Zia sedikit tidak senang saat melihatnya.
"Zia dataaang, lagi gibahin siapa kalian? Seru banget kayaknya." Zia nimbrung tiba-tiba, membuat Radit dan Fiona terkejut.
"Sumpah lo kayak setan, bikin kaget aja," gerutu Fiona.
"Mana ada setan cantik kayak gue."
"Setan Si Manis Jembatan Ancol cantik banget," balas Fiona tak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Jatuh Cinta (TAMAT)
Fiksi Remaja#karya 3 "Mengapa cinta bagiku justru berlawanan dari maknanya?" Sahabat Kanzia bunuh diri gara-gara depresi diputuskan pacarnya. Tak lama setelahnya, pacar Kanzia justru kepergok menyelingkuhinya. Awalnya Kanzia berpikir untuk menyusul saja sang sa...