#8

363 23 3
                                    

Ara berjalan menuruni tangga rumahnya. Suara sepatu pantofel hitam menggema dilantai bawah. Mbok Minah yg melihat nonanya sudah rapi mengerutkan dahinya.

"Non.. Mau kemana ??" tanya Mbok Minah penasaran. Ara berhenti berjalan dan menatap mbok Minah yg berdiri disisi jendela kanan rumahnya. Membawa kemoceng dan serbet dipundaknya.

"Ara bakal ngelakuin apa yg biasa bang Bara lakuin." jawab Ara acuh. Mbok Minah semakin bingung dengan ucapan Ara.

"Mbok, siapin makanan buat Bang Bara. Pastiin dia makan.. Kalo dia ga mau. Mbok telpon Ara aja." lanjut Ara sebelum melenggang keluar rumah.

Pak Maman yg sedang membersihkan mobil Ara menoleh pada nonanya.

"Pak, kunci mobil" pinta Ara menadahkan tangannya.

"Maaf non.. Tapi den Bara bilang ..."

"Saya lagi ga mau dibantah pak Maman !!" potong Ara menekan semua kata pada kalimatnya.

Pak Maman dengan berat hati memberikan kunci mobil doraemon pada Ara.

Dengan sedikit berlari pak Maman membukakan pagar dan membiarkan Ara mengendarai sendiri mobilnya.

Mbok Minah terpogoh pogoh menghampiri pak Maman.

"Loh pak !! Itu non Zu kok dibiarin bawa mobil sendiri ??" tanya mbok Minah cemas.

"Dia maksa mbok.. Aku ga bisa nolak, soalnya kayanya non Zu lagi ga mau dibantah."

"Nanti kalo den Bara nanyain gimana ??"
Pak maman hanya mengendikkan bahunya. Kemudian berjalan lesu kedalam garasi.

Ara dengan mantab memarkirkan mobilnya diparkiran kampus. Beberapa mahasiswa dan dosen menatapnya heran. Atau bahkan ada yg mencibirnya. Menatap Ara penuh dengan keculasan.

"Ara..." sapa seseorang. Ara menoleh mencari siapa yg memanggilnya.

"Oh.. Hai Abi.." sapa Ara dengan senyum mautnya.

Tuh kan senyum lo maut ..

Abi berjalan mensejajari Ara melangkah memasuki kampus.

"Lo ngapain disini ?? Pak rektor udah dua hari ini ga masuk kayanya. Ga tau kenapa.." terang Abi menatap Ara sekilas.

"Iya, gue tau kok. Makanya gue kesini.." jawab Ara santai. Sesekali dia tersenyum pada mahasiswa yg menatapnya. Senyum tulus, bukan yg dibuat buat.

Ara melihat Kinara yg sedang berjalan menuju ruang dosen.

"Bi, gue duluan ya.." segera Ara berlari kecil mengejar Kinara. Abi hanya bisa menghela nafas.

Baru juga bentaran ketemu. Susah amat sih nyentuh hati lo Ra...

"Bu Kinara !!" seru Ara membuat Kinara menoleh.

"Yaa... Ara ??" Kinara terkejut dengan kehadiran Ara dikampus.

"Pak Bagas ga ada.. Dia belum masuk lagi sejak kamu kesini yg waktu kemaren itu." terang Kinara menatap Ara dari atas sampai bawah.

Pakaian Ara, kemeja Biru muda, celana panjang katun hitam, sepati pantovel hitam. Seperti seorang kantoran.

"Iya.. Aku tau. Makanya aku kesini." Ara terdiam sejenak.

"Bu Kinara tolong kumpulin dosen, semuanya di ruang rapat. Nanti kalo udah pada ngumpul panggil saya diruang pak rektor ya.." pinta Ara sopan lalu berjalan menuju kantor Bara. Kinara memperhatikan Ara yg sudah menjauh meninggalkannya mematung bingung.

Ada apa sama itu anak deh ?? Lagaknya kaya orang dewasa.

Kinara berjalan menuju ruang dosen dan memberi tahu bahwa akan ada rapat dadakan. Mereka berjalan menuju ruang rapat.

Post Traumatic Stress Disorder -- PTSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang