#16

231 19 1
                                    

Bara sudah siap dengan kemeja jeansnya. Malam ini dia akan datang kerumah Kinara. Sesuai permintaan wanitanya, menghadiri makan malam bersama keluarga besar Kinara yg berkunjung ke Jakarta.

Jika Kinara sudah mengundangnya seperti ini, berarti wanita itu benar-bemar serius dengan hubungannya dan Bara. Itulah pikir Bara.

Sebelum pergi dia harus mengecek keadaan Ara. Adiknya memang tidak mengamuk, tapi sikap Ara mwmbuatnya khawatir. Sedari pagi Ara tidak mengeluarkan suara sama sekali. Hanya anggukan dan gelengan sebagai tanda bahwa dia mendengarkan. Selebihnya adalah diam. Ara lebih memilih mengurung diri dikamarnya bersama Chaca.

Ah.. Ular itu semakin besar. Tidak bisa selamanya bersama Ara. Bisa bisa adiknya yg akan menjadi santapan lezat python itu.

"Dek.. Abang pergi dulu ya..." pamit Bara saat melihat Ara sedang duduk mengelus Chaca yg melingkar sempurna dihadapannya.

Ara mendongak menatap kakaknya yg sudah rapi. Tidak biasanya Bara akan serapi ini saat akan pergi.

"Kemana ?" akhirnya Bara mendengar suara adiknya.

"Ada acara makan malam. Maunya ajak elo..."

"Gue siap siap" tandas Ara cepat sebelum Bara menyelesaikan kalimatnya.

"Gue tunggu dibawah ya..."

"Gue bawa Chaca.." gumam Ara yg membuat Bara sudah sampai dipintu membalikkan badannya.

"Ra... Ini acara makan malam spesial. Ga bawa Chaca dulu ya.."

"Gue.bawa.Chaca !!" tegas Ara melirik tajam kearah kakaknya.

"Oke.. Bawa Chaca, tapi jangan bikin ulah !!" pinta Bara pada akhirnya.

Bara duduk diruang tamu, menemani Manda yg akhir akhir ini sibuk menyelesaikan tugas skripsinya.

Doni ? Dia sedang ada dikamarnya, melatih diri untuk sidangnya dua hari lagi.

Kedua sepupunya ini begitu sibuk. Ara terabaikan. Untung saja mbok Minah tidak sesibuk mereka.

Ara menuruni tangga dengan membawa Chaca, tanpa ransel. Chaca melingkar ditubuh Ara dengan ngerinya.
Ara sudah cantik dengan dress orange lengan panjangnya. Tapi dengan adanya Chaca sebagai 'penghias' membuat Ara seperti Medusa.

"Ra.. Lo ga bawa Ransel buat tempat Chaca ??" tanya Bara panik. Ini acara makan malam dengan keluarga besar Kinara, dan Ara malah membawa Chaca tanpa tempat ?? Apa kata keluarga Kinara nanti ??

"Tasnya ada dimobil bang. Gue mau ambil dulu di mobil." jawab Ara tenang. Sangat tenang. Bahkan sama sekali tidak ada ekspresi.

___

Mobil Bara memasuki pekarangan rumah Kinara yg lumayan besar. Seperti rumahnya namun lebih kecil. Pekarangan yg sudah dipenuhi beberapa mobil berplat L yg artinya itu adalah plat kota pahlawan. Surabaya.

Bara menggandeng Ara memasuki pelataran rumah Kinara. Ara menggenggam kuat tali ransel yg menggantung dibahu kirinya. Entah mengapa hatinya berdebar. Firasatnya tidak baik.

"Haii Gas.. Akhirnya kamu dateng juga" sapa satu suara sebelum Bara mengetuk pintu.

Kinara menyambutnya dengan penampilan semaksimal mungkin. Long dress tanpa lengan berwarna ungu pastel menambah pesona Kinara. Membuat Bara sejenak menahan nafas.

"Haii Ra.." sapa Kinara. Ara hanya tersenyum tipis.

Apa Pras juga ada disini ??

Entah mengapa Ara mulai ketakutan. Tangannya mulai dingin. Bara membimbing Ara masuk dan menyalami keluarga Kinara.

Post Traumatic Stress Disorder -- PTSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang