#15

266 21 1
                                    

Ara sedang sibuk mengecek stok gudang butiknya bersama karyawannya.

"Kapan bakal dateng barang lagi ?" tanya Ara tanpa mengalihkan tatapannya dari daftar yg ada ditangannya.

"Antara dua sampai tiga hari lagi mbak.." jawab gadis itu.

"Audy, saya mau dekor ulang butik. Menurut kamu design kaya apa yg pas ya ??" kali ini Ara memutar tubuhnya menghadap Audy yg berdiri disebelahnya.

"Kalo design mungkin kita bisa pinjem katalog designer butik langganan kita mbak. Biasanya dia kan update banget gambarnya." saran Audy semangat. Ara tampak mengangguk sambil berfikir. Mungkin Audy ada benarnya.

"Yaudah. Kamu hubungin Wilas, suruh dia ketemu aku besok ya.." pinta Ara. Dia harus membuat janji dulu dengan Wilas. Design interior butik langganannya sejak butik itu dibuka.

Ara berjalan keluar ruangan saat melihat Kinara sedang memilah baju yg digantung.

"Bu Kinara..." sapa Ara medekat. Kinara menoleh pada sosok yg begitu elegan. Ara dengan balutan dress soft pink dengan anggunnya berjalan menghampiri Kinara. Dia bisa saja terpesona pada Ara jika dia pria.

"Ara.." Kinara memutar tubuhnya menghadap Ara.

"Bu Kinara ngapain ? Ama siapa ??" tanya Ara senang. Dia senang karena Kinara bisa membuat Bara membuka hati untuk wanita lain.

"Ini lagi liatin baju disini. Sambil nemenin sepupu aku yg baru dateng mau beliin dress buat istrinya disana" tunjuk Kinara pada barisan long dress diujung butik. Ara sedikit menoleh untuk melihat. Namun kembali lagi saat Kinara mengajukan pertanyaan selanjutnya.

"Ara ngapain disini ??"

"Oh... Aku disini lagi mau..." belum selesai Ara menjawab, Audy sudah memanggilnya sambil berlari dari ruang staff.

"Mbak Ara.. Maaf.. Ini mas Wilas mau ngomong sama mbak Ara buat masalah design butik mbak.." jelas Audy sedikit terengah.

Ara meraih ponsel yg disodorkan Audy padanya.

"Hallo mas.." sapa Ara sopan.

"___"

"Iya mas. Ara juga bingung mau ganti gimana, makanya Ara mau liat katalog mas Wilas yg terbaru. Kapan mas Wilas ada waktu kebutik ??"

"___"

"Okee.. Ara tunggu besok jam 5 sore ya mas.. Bye"

Ara mengembalikan ponsel pada Audy dan kemudian dia undur diri.

"Kamu ownernya butik ini Ra ??" tanya Kinara kaget. Gadis belia dihadapannya ini memiliki butik se-elit ini ?? Apa Bara tidak bisa memberi nafkah untuk adiknya ??

"Iya bu.. Bang Bara bikin aku panas suruh bikin perusahaan sendiri. Aku bikin butik aja disini.." Ara mendengus kesal. Kinara makin terkejut. Ara membangun butik ini sendiri ? Tanpa bantuan Bara ?

Derap langkah kaki mendekati mereka berdua. Dan berhenti dibelakang Ara. Membuat Kinara mengembangkan senyumnya. Sepupu yg baru saja datang dari kota pahlawan itu makin gagah setelah keluar dari lapas dua minggu yg lalu.

"Kin.. Aku udah milih dress buat Mita. Ayo bayar.." suara itu membuat Ara menegang seketika.

Dia tahu suara itu. Dia kenal, masih jelas dibenakknya suara laki-laki itu.
Laki-laki yg hampir membuat dia menjadi gadis bukan perawan. Laki-laki yg membuatnya menderita PTSD. Dibilang gila dan diam dibangsal kejiwaan selama setahun.

Tanpa sadar Ara mengepalkan kedua tangannya kuat. Dia tidak akan takut kali ini. Kedua matanya terpejam sambil menghela nafas berat dan bergetar. Kinara bingung melihat wajah Ara yg tiba tiba saja mengeras. Dan wajahnya terlihat pucat.

Post Traumatic Stress Disorder -- PTSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang