#19

265 20 0
                                    

Rama tersentak ketika tiba tiba saja sebuah map merah melayang dimejanya. Dilihatnya siapa yg baru saja melempar map itu. Wajahnya sudah sangat merah menahan amarah.

"Jelasin sama gue. Itu apa ??" katanya geram.

Rama membuka map itu. Membaca apa yg membuat adiknya begitu marah. Akhirnya hari ini tiba juga. Hari dimana Abi akan menghajarnya karena rahasia ini.

"Ikut gue" pinta Rama tanpa menjelaskan apapun pada adiknya. Menyeret adiknya mengikuti langkah lebarnya menuju ruangan seseorang.

Rama memutar knop pintu berwarna coklat tua itu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Membuat wanita yg sedang duduk disofa membaca beberapa kertas tersentak kaget.

"Nya.. Kamu bisa jelasin semuanya sama Abi sekarang. Aku ga akan larang kamu. Biar Bara aku yg urus." tukas Rama tanpa basa basi.

Sonya yg diajak bicara langsung mengerti maksud dari pembicaraan Rama. Dia mencoba bersikap tenang. Ini waktu yg dia tunggu tunggu selama dua tahun ini. Bungkam akan keadaan Ara bukan hal yg dia suka. Terlebih jelas sekali jika Abi sangat tertekan karena gadis itu.

"Duduk sini Bi.. Mbak Sonya mau ngomong sama kamu" pinta Sonya menepuk sofa sebelahnya. Rama memilih duduk dikursi dekat meja kerja Sonya. Abi menuruti meski dia sedikit bingung.

"Kamu mau tanya apa sama mba ? Pasti nanti mbak jawab semuanya"

Abi terdiam. Banyak hal yg ingin dia tanyakan, tapi tidak tahu harus dari mana.

"Maaf Bi.. Kita merahasiakan ini atas permintaan Bara. Dia ga mau kamu tau, dia malu karena kondisi Ara. Dia ga mau kamu malah jadi iba sama Ara. Buat dia iba,suka ama cinta itu beda tipis. Dia ga mau kamu berdalih cinta karena Ara yg sekarang." terang Sonya panjang lebar.

"Ara ada disini Bi.. Dia ga kemana mana selama dua tahun ini. Kamu mau liat dia ?? Nanti kita anter kamu ketemu sama dia. Tapi jangan kaget ya..." Sonya mengelus lengan Abi. Dia hanya mencoba membuat adik teman kerjanya itu lebih tenang. Tidak tersulut emosi seperti tadi saat dia baru masuk.

"Ara kenapa mbak ?" akhirnya pertanyaan itu yg didengar Sonya.

"Stres pasca traumatik (atau Post Traumatic Stress Disorder/ PTSD).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa PTSD adalah sejenis gangguan kecemasan umum yang berkembang setelah mengalami kejadian yang menakutkan atau serangan fisik maupun perasaan terancam. Dimana, gejalanya dapat berupa pengalaman kembali kejadian traumatis, lebih sensitive, dan penumpulan emosi." terang Sonya berat. Ternyata tidak semudah bayangannya untuk menjelaskan ini pada Abi.

"Pertama kali Ara dateng kesini sebagai Zu. Zu yg depresi karena kehilangan Kevin. Adik angkatnya. Dia ga gila, tapi juga ga bisa dibilang waras. Sampe akhirnya mbak nyuruh Bara bawa dia ke Surabaya. Aku ga tau gimana dia disana. Tapi menurut kabar dari Bara disana, dia mulai baik. Ga kaya dulu.. Karena bantuan temen kerja Bara disana. Namanya Pras." Sonya memberi jeda. Sedikit menghela nafas.

Abi masih diam dan tidak mengatakan apapun. Tentang Kevin dia tau, tapi kalo Pras dia hanya mendengar sedikit dari Doni dulu.

"Bara kira Pras emang niat baik, tapi ternyata Pras ga sebaik yg dia kira. Ninggalin Ara dirumah Pras adalah kesalahan terbesar, Pras berniat jahat sama Ara. Untungnya sih hape Bara ketinggalan, kalo ga.. Tau deh.." Sonya mengakhiri ceritanya dengan mengangkat bahu.

Abi tahu itu, dia sudah tau sejak lama. Tapi kenapa sekarang Ara menghilang, dan ternyata dia ada disini. Dirumah sakit ini.
Kenapa ??

"Kamu inget yg kita kerumah Ara malem malem ??" tanya Sonya.

Abi hanya mengangguk. Dia ingat, sangat ingat malahan. Itu pertama kalinya dia bilang sayang pada Ara. Dan terakhir kalinya dia melihat Ara.

"Ara pulang dalam keadaan kacau.. Dia kaya orang ketakutan. Dia abis ketemu Pras dibutiknya. Kaya yg kamu bilang. Dan kamu liat sendiri kan Ara kaya gimana ??"

Post Traumatic Stress Disorder -- PTSDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang