Semenjak mengenal Pras, Zu beringsut membaik. Tante Diana sudah mulai bisa berbicara dengan Zu. Bara sudah tidak terlalu mengkhawatirkan adiknya. Karena Pras selalu menjaganya. Dia bisa lebih fokus pada pekerjaannya dan keinginannya untuk melupakan Laras yg sudah menghianati Bara dengan mudahnya. Bergumul dengan Daniel sahabat sejak masih duduk di bangku menengah pertama.
"Mas Pras... Suka lagu rock ya ??" tanya Zu saat itu, dia sedang dirumah Pras. Melihat koleksi kaset yg ada di bufet kecil ruang tengah rumah Pras.
"Iya.. Mas tuh suka sama Avenged.." jawab Pras lembut. Dia sedang menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Ya mereka bertiga.. Zu,Pras dan Bara.
"Aku suka lagunya Avenged yg Dear God doank. Laennya ga tau.." seloroh Zu menghampiri Pras dimeja makan.
"Banyak yg suka lagu itu kok Zu. Lagu itu emang booming banget. Mas juga suka." jawab Pras memamerkan senyumnya.
Zu memberanikan diri mendekat kearah Pras dan menyentuh rambut blondenya.
"Rambut mas diwarnain gini ga dimarahin mas ??"
"Ya ndak seh.. Sapa mau marahin mas ? Mas loh wes besar.."
"Zu juga mau rambutnya diwarnain ungu.." celetuk Zu duduk dikursi.
"Jangan.. Rambutmu itu bagusan kalo hitam begini. Lebih cantik.." jawab Pras menyeringai. Menyelipkan poni Zu yg sudah panjang kebelakang telinga.
"Ayoo.. Zu makan dulu.." ajak Pras menyendokkan nasi untuk Zu.
Bara berjalan cepat menuju meja makan. Dia kesiangan karena hari ini ada meeting dengan HRD."Morning.." sapa Bara cepat. Mengecup puncak kepala Zu dan melakukan tos ala Bara dan Pras.
"Zu.. Abang ga bisa lama-lama ya.. Abang ada meeting soalnya .." ucap Bara membelai rambut adiknya. Zu hanya mengangguk dengan senyum
"Pras.. Kamu berangkat siang kan ?? Nanti tolong anter Zu kerumah ya..." pinta Bara pada Pras.
"Iya.. Nanti tak anter. Kaya ama siapa aja to Bar..." jawab Pras sambil menyuap nasi goreng kemulutnya.
Bara berdiri dan bersiap berangkat kerja.
Zu melanjutkan makannya bersama Pras. Dalam hening. Entah mengapa Pras menjadi diam sekarang, sesekali dia melirik Zu dengan senyum yg sulit diartikan.Zu tidak mengerti apa yg sedang disenyumi oleh Pras. Mungkin itu senyum ramah Pras padanya. Senyum seperti biasanya.
Selesai makan Zu kembali melihat koleksi kaset Pras di bufet. Membaca setiap judul lagu meski dia tak mengerti judulnya.
"Zu.. Mas masih punya banyak lagi koleksinya. Ada koleksi lagunya Gun N rose juga loh.."
Zu menoleh saat Pras mengatakan Gun N rose padanya. Itu adalah band manca favoritnya."Ayo mas liat... Zu mau liat" sorak Zu seperti anak kecil. Pras dengan senang hati menggandeng Zu kekamarnya.
Zu memasuki kamar Pras, kamar berbau maskulin. Bau parfum Pras.
Cklek.
Tanpa menoleh dari rak buku yg diisi penuh dengan kaset kaset kesukaannya, Pras mulai membuka kancing kemejanya. Melepasnya dan melempar kesembarang arah.
Kemudian membuka ikat pinggangnya dan melepas celana panjangnya. Tinggal memakai boxer dia berjalan mendekati Zu yg memunggunginya. Dengan seringaian maut dia mendekap Zu dari belakang.Zu tersentak saat Pras memeluknya dari belakang.
"Mas... Mau apa.." tanya Zu takut.
Pras mencium aroma Zu ditengkuk. Membuat Zu merinding merasakan hembusan nafas Pras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Post Traumatic Stress Disorder -- PTSD
Romance[[ CERITA DI PRIVAT ]] Abimanyu Rahardianayah -- begitu banyak rahasia yg disembunyikan. dan semuabterkuak bukan atas penjelasa. melainkanbkejadian Mutiara Zukhruf Saputri -- begitu banyak hal yg terlewati. dan beradaptasi menjadi seseorang yg menye...