Jikalau jika nafasku semegah ruh Perawi Bijak,
maka tengah menangis aku sampai masa yang entah.
Bisa jadi pula menguap tandas isi jiwa sampai kepala melompong.
Sayang beribu sayang, hanyalah jikalau jika.
Sebab nafas ini setara semua nafas lain di muka bumi,
pernah berharga sampai akhirnya nihil akibat tak menggila,
kala setan pesta pora lagi
kala sahayanya tebarkan darah di segala penjuru
sampai amis tajamnya meruap mengitari bumi.
Jikalau jika hatiku semegah ruh Perawi Bijak,
menggila sudah sampai terjerembab pada Bumi,
Sayang beribu sayang, hanyalah jikalau jika.
Sebab tiada getar hadir dapati raung tangis
yang melengking dari segala penjuru.
kala demikian benci sendiri
kala seharusnya berlaku layak supaya ditiru
sampai mulas wajarnya meraup jati diri.
sungguhpun,
inginku semegah mereka,
para Perawi Bijak kesayangan Nabi-Nabi.
ruang hati kosong saja tak apa,
doaku pada laku jujur semata.
Tak lah sekadar jikalau jika,
kupasti berjalan pada seharusnya,
meski melompong kosong tak punya hati manusia-manusia menilai diri.
Lelah sebab jikalau jika,
jikalau jika demikian,
bersumpah saja lakukan segala dalam sadar,
menapak tilasi lagi setiap ruh agung para Perawi bijak.
Jikalau jika yang berganjar setara mereka yang dicinta Tuhan.
*****
05.08.2024
PM 21:44
KAMU SEDANG MEMBACA
Fruits & Seeds
RandomKumpulan puisi -juga, cerita pendek -bahkan mikro, yang tercecer di Sweek dan gwp.co.id. Cocok untuk readers yang tidak suka dengan works lain saya yang punya bab gemuk-gemuk. cover frame from pinthemAll. @sayapwaktu