Kupernah pengar hanya karena nanap menatapmu,
bak meneguk anggur berujung kartasis surgawi.
Tiap kali pagi datang mendadak jiwa bagai terajam,
menjelma budak tak bertuan, gelisah mengejar bayang.
Debar jantungku selalu acak tiap gelap perlahan menjadi kelambu hari,
sebab kutahu kau kan di sini menjumpa aku, tumpahkan celoteh setara seribu tahun nestapa.
Dulu.
Hanya dulu.
Sebab kini,
meruap
sudah
dirimu,
Dalam pengar canda para raja dalam istana.
Sementara,
kusibuk kejar jejak-jejak surga yang tercecer di luar dinding.
Sampai pengar.
08.08.2019
PM 20:06
KAMU SEDANG MEMBACA
Fruits & Seeds
RandomKumpulan puisi -juga, cerita pendek -bahkan mikro, yang tercecer di Sweek dan gwp.co.id. Cocok untuk readers yang tidak suka dengan works lain saya yang punya bab gemuk-gemuk. cover frame from pinthemAll. @sayapwaktu