Tiada pernah kupertimbangkan,
segala citra yang membuntuti,
sebagai ganjar atas purna sesyarat tingkah.
kubukan perawi,
ataupun hakim.
tiada mungkin hakim.
Sampai seberkas sinar sepele tiba-tiba menerjang,
merajam nurani untuk pedulikan setiap ujar muasal pekak di telinga.
tiada satu tak mungkin bukan,
musabab sebatas pongah.
yang lahir dari dendam malas juga nihil.
Mereka para setan berdiam saja, bahkan berisik pun tidak,
masyuk saksikan busa-busa dalih pembenaran,
Kala para malaikat berlelah menerawangkan tabir hikmah,
Supaya terpahami segala alasan yang terahasia untuk berkah di ujung hari.
Supaya tidak terjerembab tersandung sesat si makhluk lemah huru hara semesta.
Sayang seribu sayang,
segenggam saja yang memahami sementara sisanya terus membuat busa-busa.
Busa-busa terbesar kali ini, kala berdalih menyangkal kebodohan diri dengan merendah:
Bagaimana mungkin kami memahami segala yang ada dalam isyarat?
Sementara malaikat terperangah,
kembali mereka sibuk dengan buih-buih omong kosong.
cuma-cuma berikan Iblis tontonan kesukaan.
Tiada peduli ku citra kata pengantar,
pada segala yang ada di baliknya kubertanya-tanya,
tentang segala alasan dan akhir yang tersyaratkan.
Prayan.
07.04.2020
AM 01:15
KAMU SEDANG MEMBACA
Fruits & Seeds
AlteleKumpulan puisi -juga, cerita pendek -bahkan mikro, yang tercecer di Sweek dan gwp.co.id. Cocok untuk readers yang tidak suka dengan works lain saya yang punya bab gemuk-gemuk. cover frame from pinthemAll. @sayapwaktu