04

134 16 8
                                    

Happy reading!

Maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang menyinggung. Semoga bisa di nikmati dengan baik.

🪷

"Sudah pulang mas Nohan?" Pertanyaan itu terdengar menyapa pendengarannya begitu ia melangkah masuk melewati ruang tamu. Nohan menoleh kepada sang mami, Aratrika Tedja yang terlihat sibuk pada tumpukan majalah di atas meja.

"Malam mami," Pria itu memutar tungkainya menuju nyonya Trika lalu kemudian duduk di samping wanita paruh baya tersebut setelah ia kecup singkat pipinya.

"Sudah makan? Sana makan, mami udah suruh mbak masak tadi."

"Udah kok, bareng Adrien sama yang lainnya tadi," Trika melirik anaknya itu sinis.

"Jangan keseringan main sama mereka ya mas Nohan, mereka itu pengaruh buruk!" Nohan sontak mengernyit heran.

"Pengaruh buruk gimana?"

"Kamu itu keseringan main sama mereka, liat aja, di antara kalian semua belum ada yang menikah, kalian ini perkumpulan pria yang motto hidupnya mandiri tanpa perempuan atau gimana?" Nohan tertawa kecil.

"Tapi Adrien udah menikah mi."

"Udah cerai kan dia? Sampai sekarang mami masih penasaran gimana bisa dia menikah sampai dua kali dan cerai dalam waktu gak cukup satu tahun?!" Nohan menggeleng tak habis pikir.

"Masih ada Jeremiah, dia udah mau nikah bulan depan."

"Tuh, Jeremiah yang lebih muda tiga tahun dari kamu aja udah mau menikah! Berhenti main-main Reksana, kamu bersikap baik di depan mama dan keluarga itu belum cukup memuaskan," Nohan mengusap tengkuknya, salah lagi, "fokus dengan kehidupan kamu. Kamu baru aja di angkat jadi eksekutif loh mas, jangan kebanyakan ketemu dengan teman mu itu dulu, mereka gak ada yang bener."

"Paman juga termasuk?"

"Dia yang paling utama! Itu anak benar-benar gak mau lanjutkan keturunan Tedja kayaknya!" Nohan meringis pelan begitu mendengar ujaran dari sang mami.

"Mami udah makan kah?" Lelaki itu buru-buru mengalihkan topik pembicaraan keduanya. Ia sudah tak ingin melanjutkan perdebatan mengenai teman-temannya dengan sang mami.

"Udah, tadi mami makan sama mbak Kina di rumahnya Rahadyan," Jawaban tersebut sontak membuat Nohan memicing, belakangan ini maminya selalu saja mengunjungi rumah Rahadyan, mengunjungi bayi dari pria itu. Bahkan papinya sampai gusar karena ia kerap kali di tinggalkan begitu saja.

"Mami jangan ke sana mulu, papi stress loh, di tinggal terus."

"Makanya kamu nikah, supaya bisa punya anak sendiri dan mami gak usah Susah-susah ke rumahnya Rahadyan lagi cuma untuk lihat bayinya," Nohan memutar bola matanya malas. Ia menghela nafas lalu mengangguk kecil.

"Iya Nohan menikah," Pria itu menjawab lirih, dan sontak membuat Trika menoleh dengan alisnya yang menukik tajam.

"Jangan sembarangan ya mas Nohan, kalau ini perempuan yang kamu pilih sendiri mami gak akan pernah setuju," Nohan terkekeh kecil. Perbedaan selera di antara ia dan sang mami lah yang membuatnya seperti ini, jika boleh jujur, Trika itu merupakan sosok yang paling merepotkan yang pernah ada, dia banyak mau dan sangat amat pemilih, mungkin melebihi bude Kina. Selera maminya yang sangat tinggi itu kemudian bertemu dengan selera Nohan yang hanya menginginkan sosok perempuan sederhana juga penurut.

Sayang sekali Trika tak memiliki pemikiran seperti itu, dia menyukai perempuan yang memiliki karakter tegas dan dapat memperdaya lelaki agar tak mengalami hidup menyedihkan nanti. Seperti Raline.

Adored YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang