06

134 15 11
                                    

Selamat membaca!

🪷

"Anak bapak sibuk?"

Abil menoleh ke arah pintu kamarnya, perempuan berusia dua puluh delapan tahun tersebut baru saja membereskan laptop dan beberapa kertas penting yang nampak amat berantakan di atas meja.

"Bapak, belum tidur?" Yoesawierya menggeleng pelan.

"Boleh bapak masuk?" Sontak Abil mengangguk menyetujui. Lelaki tua itupun masuk kedalam sana, ia mendudukkan dirinya pada ranjang milik Abil, menunggu putri tunggalnya tersebut selesai dengan urusan pekerjaannya.

"Bapak kenapa jam segini belum tidur?" Abil memutar kursi yang ia duduki saat ini, menghadap ke arah Yoesawierya. Sekarang sudah pukul sepuluh lewat, seharusnya sang ayah sudah beristirahat.

"Bapak mau bicara dengan anak bapak, memang gak boleh?" Abil menghela nafas panjang.

"Mau bicara apa?" Kini perempuan tersebut memberikan seluruh atensinya kepada pria yang paling ia hormati dan cintai tersebut.

"Bapak kangen saja dengan Abilene, gimana hari kamu di kantor?"

"Seperti biasa aja pak," Yoesawierya mengangguk mengerti, "kalau bapak?"

"Hm?"

"Galeri apa kabar? Aku habis lihat artikel-"

"Jangan pernah lihat Artikel atau berita Abilene, bapak sudah berapa kali kasih tau kamu tentang ini?" Abil mengigit bibir bawahnya sedikit kuat. Ia tau seharusnya dia tak ikut campur, karena Yoesawierya memang tak ingin dia mengetahui ataupun masuk kedalam lingkup pekerjaannya, "kamu gak usah khawatir tentang galeri, bapak akan urus semuanya," Ia melanjut.

"Pelelangannya-" Abil mengatupkan bibir, ia merunduk begitu menyadari bahwa dirinya masih ingin mengetahui perihal galeri.

"Lukisannya sudah sementara di kirimkan ke balai lelang sebagian, sisanya ada yang udah narik karya mereka lagi," Yoesawierya menjawab dengan wajahnya yang teduh.

Sepasang anak dan ayah itu saling beradu pandang satu sama lain, Yoesawierya menggeser duduknya agar sedikit lebih dekat dengan Abil, lalu ia kemudian menatap serius putrinya tersebut, hingga Abil entah mengapa sedikit tegang di buatnya.

"Abilene, boleh bapak nanya sesuatu?" Pertanyaan barusan tentu saja membuat Abil bingung, tidak biasanya lelaki kesayangannya tersebut bertanya seperti itu sebelumnya, "ada orang yang kamu suka?" Pertanyaan tersebut meluncur begitu saja setelah Abil menganggukkan wajahnya.

Kening yang lebih muda nampak mengerut, kenapa tiba-tiba membahas hal itu?

"Gimana pak?"

"Kamu ada suka dengan seseorang?" Abil mengerjab, namun beberapa detik kemudian ia menggeleng jujur. Dia memang tak memiliki minat terhadap seseorang untuk saat ini.

"Gak seorang pun?" Abil kembali menggeleng.

"Kenapa pak?" Yoesawierya menarik nafas begitu dalam, kemudian kembali menatap manik Abil yang begitu mirip dengan ibunya.

"Teman ayah tadi menelepon, dia suka dengan Abil-"

"Bapak mau jodohkan aku dengan teman bapak?!" Perempuan itu melotot, ia sungguh terkejut bukan main.

"Enggak Abilene. Mana mungkin, dia suka kamu untuk anaknya," Yoesawierya menjawab panik. Abil pun menghela nafas lega, "jadi- kalau kamu gak punya orang yang kamu suka, dan gak keberatan-" Abil menatap Yoesawierya datar.

"Tapi kalo kamu gak mau juga gak masalah, bapak gak maksa," Ia kembali berujar panik. Sungguh, ia tak masalah apabila anaknya itu menolak, Yoesawierya tak ingin membuat hati anak gadisnya tersebut sedih. Namun, satu hal ini adalah yang paling Yoesawierya tunggu-tunggu sedari lama.

Adored YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang