Matahari mulai menampakan dirinya dari arah Timur. Suasana didalam Gang kecil pagi ini cukup terdengar sedikit berisik, mengingat ini hari minggu kini banyak orang-orang sekitar yang melakukan aktivitas di rumah kecil mereka.
Terlihat juga beberapa anak kecil yang berlari-larian saling mengejar di jalan sempit yang masih berupa tanah. Mereka sepagi ini bermain saling tertawa karena hari libur sekolah.
Wajar saja karena tempat tinggalnya berada di Gang yang berada dipinggiran kota.Didepan teras rumah yang kecil, Felix berjongkok kebawah.
Senyumnya mengembang keatas saat melihat bunga marahari yang sengaja ia tanam di pot kini mulai tumbuh, walaupun bunganya belum terbentuk sempurna.
Ia mendapatkan bibit bunga itu dari Farel saat sepulang sekolah, katanya itu dirinya dapat dari temannya yang kebetulan membawa beberapa macam bibit bunga dari rumah.
"Ca-ntik" gumamnya senang lalu ia kembali menuangkan air yang berada diember dengan gayung ditangannya.
"Ka-kamu ha-rus tum-buh besar" ucapnya, dirinya tidak sabar ingin melihat bunga matahari itu mekar dengan sempurna. Pasti sangat indah dan cantik.
"Airnya kurang gak?" Tanya Farel yang keluar dari rumah, ia bertanya pada kakaknya apakah air yang dibawakannya tadi dari belakang kurang atau tidak.
Felix mendongak, melihat kearah pintu dimana disana Farel yang sudah berdiri diambang pintu menatapnya.
Ia beralih menatap Ember sedang yang berada disampingnya " Eng-gak" ujarnya saat Embernya masih ada setengah air disana.
Farel kembali masuk kedalam kemudian keluar lagi sambil mendorong sepeda montornya keluar.
Dahinya menyatu bingung"Farel ma-u ke-kemana?" Ia heran sepagi ini kemana adiknya itu akan pergi.
"Gue ke bengkelnya bang Haikal" jawabnya sambil menaiki montornya.
Ia mengangguk, ia baru ingat kini hari libur berarti sepagi ini Farel akan pergi ke bengkel yang saat itu ia datangi bersama Farel untuk mengambil montor saat pulang sekolah.
"Farel u-dah makan be-lum?" Sehabis subuh tadi dirinya sudah memasak sayur sop dan sudah ia siapkan diatas meja untuk sarapan pagi ini.
Farel menggeleng "gue sarapan disana" tangannya menunjuk kantong kresek berisi bekal makan yang menggantung didepan montor "tuh ibu udah buatin bekal" sambungnya.
Seakan mengerti, Felix hanya mengangguk mengerti bahwa ibunya sudah menyiapkan bekal sarapan untuk Farel makan nanti.
"Ya udah gue berangkat" ucap Farel.
"Iya ha-hati ha-ti" pesan Felix.
Farel mengangguk"kalo ada apa-apa kabari gue" setelah mengatakan itu Farel langsung melajukan montornya.
Felix terus melihat Farel sampai dia berbelok keluar meninggalkan Gang tempat mereka tinggal.
"Ehh Felix kamu lihat Ana gak?" Tanya bu Rika yang sedang mencari putrinya sekarang. Ana adalah putrinya yang masih berumur 6 tahun.
Felix menengok kesamping melihat tetangganya yang baru saja keluar rumah sambil membawa sapu ditangannya itu berjalan menuju dirinya.
Saat itu ia teringat saat ada beberapa anak kecil yang berlari larian didepannya tadi.
"Ta-tadi la-ri ke sana bu" ia menunjukkan ke arah belakang , kemana tadi anak-anak itu tadi berlari.
Bu Rika menggerang kesal" duh pasti anak bandel itu pergi ke lapangan lagi" ujarnya garang.
"Baru aja ditinggal sebentar udah keluar tanpa pamit dulu sama orang tuanya, pagi-pagi udah bikin ibunya kesel" dumel lagi bu Rika.
Sedangkan Felix hanya tersenyum kecil saat mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT - EdFel ' [BL|mpreg]
Novela JuvenilFelix yang gagap saat bicara. Suatu saat ia harus menerima takdir yang membuatnya hancur seketika, dimana ia dilecehkan oleh kakak kelasnya sendiri hingga menumbuhkam sosok makluk kecil yang tumbuh bersemayang didalam perutnya kini. Akankah dia mend...