Disepanjang karidor kini sudah dipenuhi banyak siswa siswi yang saling bergurau sesama temannya. Felix berjalan di tengah-tengah kerumunan itu sambil menunduk dan memegang kuat kedua tali tasnya.
Adiknya Farel hanya mengantarkannya hingga sampai di depan gedung sekolahnya saja, karena ia sendiri yang memintanya.
Pagi ini mereka memang datang agak kesiangan soalnya saat ditengah jalan baju Jersey milik Farel tertinggal di rumah sehingga mereka harus putar balik kembali pulang ke rumah untuk mengambilnya.
"Aku kira tadi kamu gak masuk" serbu Hira yang tadi panik karena tak mendapati Felix yang selalu datang lebih awal.
Felix tersenyum kemudian duduk di kursinya.
"Ma-af" kata Felix.
Hira mengangguk "Iya, tumben kamu kok datengnya agak kesiangan hari ini?" Herannya.
"Ta-tadi ba-ju farel ke-ting-galan jadi ha-harus pu-tar balik" jawab Felix.
"Oww, untung kalian gak telat yah" lega Hira sambil mengelus dadanya.
"Umm" Felix mengangguk.
"WOY DENGERIN GUE!!!" teriak Valen berdiri di depan sambil memukul papan tulis dengan keras hingga membuat seisi kelas merasa jantungan setelah mendengarnya.
"Yaelah kalo ngomong biasa aja deh Valen, kita semua kaget nih" protes Tasya yang tadi kaget saat sedang asik menggibah bersama dengan temannya.
"Iya nih, kalo ngomong santai aja toh telinga kita gak budeg kok" ujar cetus Dinda.
Valen mengangkat telunjuknya mengarah mereka "Diem lo, dangerin gue ngomong" galaknya.
"Yaudah buruan keburu masuk nih"
"Kenapa gak nanti aja sih, heran gue" ujar sebal salah satu mereka.
"Gue mau tidur!" Balas Valen, memang dirinya terbiasa tidur di dalam kelas.
Jadi dia berencana untuk mengumumkannya pagi ini lebih awal, namun di karenakan semua teman kelasnya belum lengkap yang datang. Dirinya jadi harus menunggu semua orang masuk dan baru menyampaikan pengumumannya.
"Kemarin bu Tika (wali kelas) kasih gue formulir buat daftar masuk ekstra, kalian disuruh milih terus ngisi formulirnya. Batas pengumpulannya mulai besok sampai minggu depan, kumpulinnya ke gue. PAHAM GAK!!" Dengan seisi penghuni kelas semua orang mengangguk dengan malas.
"Gue bagiin satu orang satu, WOY EROS BANTUIN GUE!!" Valen memanggil Eros, laki-laki yang menjabat sebagai wakil ketua dikelas.
"Yoi" balas Eros kemudian mereka berdua mulai membagikan kertas formulirnya.
Siswa yang sudah mendapatkan formilir itu merasa kesenangan sekaligus kebingungan, mereka semua bingung ingin masuk ekstra yang mana.
Mereka saling bertukar pendapat untuk memilih ekstra bersama-sama.Felix menatap nanar kertas formulir itu ditangannya, ia ragu apakah dirinya masih memiliki kesempatan untuk bisa merasakan kegiatan ekstra. Pada akhirnya ia akan berhenti untuk bersekolah dan memilih untuk membesarkan calon anaknya nanti.
"Felix kenapa?" Hira melihat Felix yang terus menunduk menatap formulirnya.
Ia menggeleng "A-aku bi-bingung" bohongnya.
"Sama dong aku juga bingung, kemarin aku pengen masuk ekstra seni. Tapi kayaknya gak dulu deh" ucap Hira.
....
Felix mulai membuka bekal makannya sedangkan disampingnya Hira sedang memakan nasi goreng yang dibelinya dari kantin sebelumnya.
Ia membuka kotak bekalnya, ia melihat menu kali ini hanya nasi dengan lauk telur ceplok saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT - EdFel ' [BL|mpreg]
Teen FictionFelix yang gagap saat bicara. Suatu saat ia harus menerima takdir yang membuatnya hancur seketika, dimana ia dilecehkan oleh kakak kelasnya sendiri hingga menumbuhkan nyawa di dalam dirinya. Akankah dia mendapatkan pertanggung jawaban dari sang ayah...