EdFel ' 10

7.5K 418 21
                                    

Pagi-pagi sekali Rosa dibuat bingung. Pasalnya ia baru saja keluar dari kamarnya dan ingin pergi ke dapur untuk membuat sarapan pagi mereka, ia justru sudah dibuat kaget saat melihat Felix yang sudah bersiap memakai seragamnya itu tengah meminum segelas teh hangat di meja makan.

"Kamu ini, bikin ibu kaget tahu" Rosa memukul pelan lengan Felix, sedangkan Felix hanya tersenyum tanpa bersalah.

"Tumben kamu udah siap-siap"ia mulai ikut duduk di depan Felix.

"Fe-felix mau be-rangkat pagi bu, so-soal-nya mau lan-jutin tu-gas felix yang be-lum se-lesai bu" ucapnya sambil meneguk kembali teh hangatnya.

Tadi sehabis mandi dan memakai seragamnya,tiba tiba saja perutnya kembali terasa mual dan langsung memuntahkan isi perutnya walaupun hanya cairan bening yang keluar. Jadi dia memutuskan untuk membuat teh hangat supaya bisa meredakan rasa mual yang dialaminya kini.

"Kenapa kemarin gak bilang sama ibu?, kalau ibu tahu ibu pasti bakal bangun lebih awal buat bikin sarapan kamu" tanya sang ibu.

"Ma-maaf bu" sesal Felix, bukannya ia tidak ingin memberitahu. Ibunya pasti sangat lelah karena dari pagi sampai
sore itu seharian bekerja, dia ingin ibunya lebih lama
beristirahat.

"Kalau gitu ibu bangunin juga adikmu, biar kalian berangkat bareng pagi ini" Rosa berdiri dari duduknya.

"E-enggak u-sah bu" ia menarik tangan ibunya "a-aku mau lang-sung be-berang-kat aja bu" jawab cepat Felix.

Rosa menghela nafas "Ibu ceplokin telur ya buat kamu sarapan" tawarnya.

Namun ia menggeleng cepat mengambil tasnya, kemudian ia segera pamit pada ibunya. Ia berjalan kearah pintu dan pergi berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Diluar masih terlihat sedikit gelap, ia menengok kesamping kanan dan kiri saat sudah keluar dari lorong Gang tempat tinggalnya. Ia mulai melangkahkan kakinya dipinggir jalan raya yang hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang.

Felix bernafas lelah saat dia berhasil menginjakkan kakinya di tangga terakhir. Bukannya ia langsung datang ke kelasnya sendiri namun, justru ia menaiki tangga lain untuk menuju lantai dimana letak kelas 11 berada.

"Huh..." ia menarik nafasnya pelan, saat ini ia sudah berdiri didepan pintu kelas 11 IP 1 dimana kelas itu adalah tempat ayah dari bayinya.

Ia memegang ganggang pintu lalu mendorongnya, didalam terlihat sepi dan terlihat sedikit gelap karena lampu disana tidak dihidupkan.

Ia memberanikan diri masuk kedalam dan menuju ke bangku yang terletak di belakang pojok kanan, dimana tempat duduk Edgar berada.

Ia membuka resleting tasnya lalu mengeluarkan amplop putih dari dalam, kemudian ia langsung meletakkannya di dalam laci meja Edgar.

Tangannya mengelus pelan perutnya "se-semo-ga a-Ayah li-hat yah dek.." ia tesenyum lembut sambil melihat perutnya.

Felix menutup pintu. Kemudian ia mulai meninggalkan kelas karena langit sudah mulai terang dan takutnya ada seseorang yang mengetahui keberadaannya.

Ia pun menuruni tangga dengan pelan, menuju lantai dibawah sebelumnya karena letak kelasnya berada disana.

....

Upacara setiap senin usai berakhir, semua siswa siswi mulai bubar dari barisan meraka dan mulai meninggalkan area lapangan. Entah mereka langsung ke kelas atau pun ke tempat lain, karena masih ada sisa waktu sekitar 10 menit sebelum jam pembelajaran dimulai.

"Hira, a-aku ma-u ke kantin dulu" ucap pelan Felix dan menghentikan pergerakan Hira yang menarik lengannya.

Ia berbalik "Tumben, kenapa?"tanya heran Hira.

ACCIDENT - EdFel ' [BL|mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang