Mobil berhenti tepat di pinggiran jalan raya, sehabis menyelesaikan tugas mereka Hira mengantar Felix pulang ke rumahnya.
Awalnya Hira menyuruh Felix untuk makan dulu dan membersihkan dirinya dirumahnya, namun Felix menolak dengan alasan ia tidak ingin membuat ibu dan adiknya khawatir karena pulang terlalu malam. Mau tak mau Hira menuruti kemauan Sahabatnya itu.
"Felix kamu yakin mau turun di sini?" Hira heran mengapa Felix tiba-tiba memintanya untuk menghentikan mobilnya di pinggiran kota yang sepi.
"Iya, ru-rumah aku ma-masuk gang i-itu. Ja-jalannya sem-pit mo-mobil ka-kamu gak bi-sa ma-suk" Felix menunjukkan gang kecil dari dalam mobil.
Hira mengikuti arah yang ditunjuk jari Felix "Kalau gitu aku suruh pak Doni (sopir) buat temani kamu sampai masuk ke dalam yah, gelap banget soalnya. Takut kamu kenapa-kenapa nanti" ia terkejut kala disana terdapat gang yang gelap gulita.
"E-nggak usah, a-aku tu-turun ya" tolak Felix kemudian segera membuka pintu mobil dan keluar dari dalam.
"Kalau gitu aku pulang ya, kamu hati-hati. Sampai ketemu besok dadah..." Hira melambaikan tangannya pada Felix lalu menutup pintu mobilnya.
Setelah mobil Hira itu melaju menjauh, Felix berbalik dan berjalan memasuki gang tempat tinggalnya.
Walaupun dari arah jalan raya gang yang ia lewati memang nampak sangat gelap, namun setelah memasukinya terlihat terdapat beberapa penerangan yang nembuat jalan sempit yang ia lewari tidak terlalu gelap.
Felix menghela nafas pelan saat sudah berada di depan rumah flat kecilnya, dengan gugup kemudian ia membuka pintu rumahnya dengan pelan.
"Fe-felix pu-pu-pulang" ucap takut Felix dengan menunduk sambil menutup pintu kembali dengan pelan.
"Udah pulang nak?" Suara lembut dari mulut sang ibu membuat Felix berbalik menghadap kedepan, disana ibunya berjalan menuju ke arahnya sambil tersenyum hangat menyambutnya.
"Kok malah bengong, kamu mandi sana dulu terus habis itu makan. kasihan Adikmu sudah nunggu di meja" Rosa mengelus kepala Felix dengan lembut.
Felix mengangguk kaku, dia merasa linglung sekarang dan mulai mencerna apa yang ia lihat barusan. Bukannya ibunya masih merasa kecewa kepada dirinya, namun kenapa kini ibunya berubah seakan kemarin tidak terjadi apa-apa.
Tak ingin membuat ibunya marah lagi, Felix langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya.
Tak lama ia keluar dari kamar dengan kaos tipis dan celana selutut. Ia berjalan menuju ke dapur, disana sudah ada Adik dan ibunya yang sudah menunggu dirinya untuk makan malam bersama seperti biasa.
"Sini duduk nak" Rosa yang melihat putranya sudah datang itupun langsung menyuruhnya untuk duduk disampingnya.
"I-ibu" Felix yang masih merasa bingung, menatap kearah ibunya yang ingin mengambilkan nasi di piringnya.
Rosa tersenyum "maafin ibu ya nak, seharusnya ibu gak bersikap seperti kemarin. Seharusnya ibu juga dengerin semuanya dari kamu bukannya marah-marah" ucap Rosa sengan sesal.
"E-enggak bu, se-seharus-nya fe-felix yang min-ta maaf"
"Setelah mendengar penjelasan dari adikmu, putra ibu ini memang gak salah. Anak ibu gak salah, maafin ibu nak" Rosa tak kuasa menahan air matanya yang keluar.
Mengingat anaknya yang menjadi korban
pelecehan membuatnya merasa gagal menjadi seorang orang tua.Felix menatap ke arah Farel, jadi adiknyalah yang menjelaskan semua pada ibu. Farel yang ditatap segera mengalihkahkan pandangannya, dia tak sanggup melihat dua orang yang ia cintai menangis di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENT - EdFel ' [BL|mpreg]
Ficção AdolescenteFelix yang gagap saat bicara. Suatu saat ia harus menerima takdir yang membuatnya hancur seketika, dimana ia dilecehkan oleh kakak kelasnya sendiri hingga menumbuhkam sosok makluk kecil yang tumbuh bersemayang didalam perutnya kini. Akankah dia mend...