Saat nya bikin insiden kecil lagi. :D
Dan kali ini mah ada sedikit peringatan, soalnya mengandung adegan berdarah. Tapi adegan berdarah nya juga cuma sebentar, kok. Kayak nyamuk lewat aja.
Anyway, bagi yang penasaran sama nama warung di rumah nya Hali-Gem-Gen, maka nama nya adalah "Warung Gentar HaMpa". 😃
🌀
Di hari Kamis ada pelajaran olahraga. Dan saat ini, pukul delapan pagi, tampak siswa dan siswi mulai berhamburan dari lapangan setelah puas mengistirahatkan kaki mereka yang kelelahan akibat dibawa berlari mengelilingi lapangan basket lima putaran atas perintah guru olahraga.
Sedangkan guru olahraga sendiri saat ini entah berada di mana. Terakhir kali dilihat, ia berjalan menuju kantor guru.
Dan ini menjadi kesempatan bagi sebagian murid untuk pergi ke kantin, bermain sepak bola, dan lain-lain. Bahkan, ada juga yang tidur di pinggir lapangan.
Ice, misalnya, dengan Taufan yang mengipasinya menggunakan buku pelajaran olahraga.
Sedangkan Taufan sendiri saat ini terlihat seperti anak hilang. Menengok ke kanan dan kiri, memperhatikan siswa siswi lain.
"Mending ngapain, ya?"
Saat ini Taufan sedang tidak ada kerjaan selain mengipasi Ice. Ditambah lagi, kembaran dan teman-teman dekatnya yang lain sedang tidak di sini.
Beliung membeli batagor di luar area sekolah (disuruh kepala sekolah), lalu Halilintar, Gempa, Fang, Yaya, dan Ying menghadiri rapat OSIS, Blaze dan Thorn menghilang entah ke mana, Solar sedang diminta tolong oleh kakak kelas, terakhir Rimba ke kantin bersama Gopal dan Qually.
"Ah, mending main skateboard aja, lah." Taufan meletakkan buku itu di sebelah Ice, lalu beranjak menuju kelas.
Selesai mengambil skateboard dari kelas, ia berjalan ke arah selatan lapang basket, tepatnya menuju lapangan kecil khusus Klub Skateboard.
Beberapa siswi kelas 3 yang duduk di teras kelas mereka (menghadap lapangan tersebut), seketika menoleh ke lapang saat mendengar suara permukaan lapangan yang bergesekan dengan benda lain.
"Eh, lihat, tuh!" seru salah satu siswi.
"Loh, bukannya dia cowok yang waktu itu pake sendalnya beda sebelah?" tanggap yang lain.
"Kayaknya beda orang, deh. Kalo gak salah, yang waktu itu mah di matanya tuh kayak ada bentuk pusaran angin gitu."
"Bener juga."
"Dia saudaranya, mungkin?"
"Masuk akal."
Merasa dibicarakan, Taufan menoleh ke arah para siswi di teras kelas yang menghadap lapangan. ‘Kenapa mereka lihatin aku? Ada yang salah, kah?’
"Eh, eh, dia nengok, tuh!" Salah satu siswi mulai histeris.
"Matanya cantik banget, gak, sih? Warna biru gitu!"
"Iya, ya, matanya cantik banget!"
"Loh, loh, bukannya dia tuh yang kelasnya juara dance tahun kemarin?"
"Wah, iya, ya. Siapa, sih, namanya?"
"Oh, iya, kalo gak salah juga, dia tuh ketua Klub Dance yang sekarang, loh!"
"Wah, keren, yah!"
Sedangkan Taufan, ia merasakan firasat buruk. Entah apa itu, tetapi yang jelas ia mendadak waspada.
"Ah, udah, lah. Paling gak bakal ada apa-apa, kok." Berbekal pemikiran positif itu, Taufan kembali asyik dengan dunianya. Namun, firasat buruknya belum juga menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐏𝐏𝐇𝐈𝐑𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄 𝐒𝐈𝐁𝐋𝐈𝐍𝐆𝐒
Random𝐒𝐀𝐏𝐏𝐇𝐈𝐑𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄 𝐒𝐈𝐁𝐋𝐈𝐍𝐆𝐒 Hanya berisi cerita ringan tentang keseharian ketiga saudara yang dijuluki "Sapphire Blue Siblings" karena mata mereka. Tertarik mengikuti keseharian mereka? !! ©Boboiboy hanya milik Monsta !! !! ©Story by...