(10) Renang

170 27 56
                                    

Disarakan saat membaca jangan sambil makan, takut keselek.

Ada yang pernah dengar lagu yang lirik nya "oppa Gangnam style" pas kecil? Nah, itu tuh lagu nya. Judul nya "Gangnam Style", penyanyi nya bernama panggung PSY.

Dan di sini, lagu itu jadi lagu favorit Gentar. :D

🌀

Pukul satu siang lebih beberapa menit, tampak Sopan di ruang tamu sedang bersiap untuk berangkat menuju kolam renang. Ada juga Beliung yang membantunya memeriksa apakah ada yang tertinggal atau tidak.

"Uang?"

"Udah."

"Baju ganti?"

"Udah."

"HP?"

"Udah juga."

"Bagus." Beliug mengacak pelan rambut adik bungsunya. "Nanti di kolam renangnya kalo mau ke mana-mana bilang dulu sama Frost atau Glacier atau Supra. Oke?"

"Oke, Kak."

"Pinter! Satu lagi, hati-hati. Selama di sana, nurut sama Frost, yah?"

"Siap, Komandan!" Sopan memasang pose hormat. Hal itu membuat si sulung tertawa pelan, gemas dengan tingkah remaja ini.

Dari dapur, muncul Taufan membawa botol minum plastik yang telah diisi air galon.

"Udah semua?" tanya si anak tengah.

"Udah. Udah dicek sampe tiga kali."

"Pinter. Kayu putih udah belum?"

"Udah!"

Bukan apa-apa. Mereka hanya khawatir di mobil umum yang akan Sopan tumpangi, ada pengharum ruangan beraroma jeruk. Dan biasanya itu membuat Sopan mabuk selama di perjalanan.

"Sopan berangkat dulu, ya? Assalamu'alaikum." Ia menyalami tangan kedua kakaknya.

"Wa 'alaikumsalam."

Anak kembar bermata biru safir itu memandangi adik mereka hingga presensinya menghilang di balik pintu depan.

Namun, belum juga lima menit berlalu, anak itu malah kembali membuka pintu.

Jelas saja ini membuat Beliung yang sedang memasang taplak meja kebingungan.

"Kok?"

"Handuknya ketinggalan, Kak."

"Lah, pantes kayak ada yang kurang. Sebentar, sebentar."

Setelah menerima handuk dari Beliung, Sopan memasukkannya ke tas, lalu kembali berangkat. Kali ini tidak ada lagi yang tertinggal.

🌀

Dalam sepuluh menit, Sopan dan kelima temannya tiba di depan minimarket yang menghadap jalan raya.

"Itu, itu!" Frostfire menunjuk satu unit minibus berwarna merah gelap yang kebetulan lewat. "Yuk."

Mereka cukup beruntung karena di minibus itu masih ada tempat duduk dan seluruh penumpangnya merupakan bapak-bapak.

Dan dengan sabar, Frostfire membiarkan yang lain naik terlebih dahulu sedangkan ia yang terakhir.

Namun, saat Sori telah naik, sopir malah tancap gas.

"Mang, sebentar!" pekik Frostfire.

"Eh, Mang, satu lagi belum naik!" seru Gentar dan Sori bersamaan. Mereka duduk bersebelahan dengan ketentuan Sori di tengah, Gentar kiri, dan di kanannya ada seorang bapak.

𝐒𝐀𝐏𝐏𝐇𝐈𝐑𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄 𝐒𝐈𝐁𝐋𝐈𝐍𝐆𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang