(12) 17 Agustus

146 24 85
                                    

Telat satu hari gak masalah. 👍

Ah, iya, ini ada daftar lomba apa aja serta catatan dari ku. ↓

Awal nya di bawah lomba pukul air tuh ada panjat pinang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal nya di bawah lomba pukul air tuh ada panjat pinang. Tapi setelah dipikir pikir, ternyata gak ada ide buat nulis nya, ya udah ditiadakan aja.

By the way, kemarin di sekitar rumah kalian ada lomba apa aja?

Di aku mah gak ada lomba apa apa, gak kayak tahun kemarin. :'

🌀

Pagi ini di alun-alun, tepatnya pada pinggiran lapangan voli, tampak sekumpulan anak muda dari beberapa kompleks perumahan yang dua di antaranya adalah Elemental dan Galaksi, sedang menunggu orang tua mereka.

Hari ini tanggal 17 Agustus, yang berarti mereka akan merayakan Hari Kemerdekaan dengan diisi oleh berbagai macam perlombaan di alun-alun.

Di sisi barat lapangan, terlihat Halilintar, Gempa, dan Fang sedang memasang suatu tiang bambu untuk bendera.

"Segini udah, belum?" tanya Fang.

"Udah, kayaknya. Kemarin kan udah dikasih tanda juga," tanggap Halilintar.

"Ya bener. Kan nanti Pak Tarung berdirinya sebelah sana," imbuh Gempa seraya menunjuk tempat di sebelah kanan tiang bambu itu.

"Udah?"

Ketiga pemuda itu tersentak akibat suara yang baru saja mereka dengar dari belakang. Rupanya itu Pak Tarung—kepala desa di sini.

"Udah, Pak."

"Ya udah, kumpulin yang lain."

"Eh, kalian! Ayo! Upacaranya mau mulai!" Gempa menepuk tangannya untuk meminta perhatian.

Beliung, Taufan, dan Sopan yang baru tiba langsung bergabung dalam barisan.

"Yakin, mau ikut upacara?" tanya Beliung memastikan.

Sopan mengangguk mantap. "Iya."

"Kalo lemes, bilang aja, ya?" pesan Taufan.

"Oke."

Tidak lama, seluruh orang tua dari anak-anak muda pun berdatangan, dan turut membuat barisan dengan dibantu oleh Kaizo dan Sai.

Dengan begini, upacara bendera sebagai acara pertama, resmi dimulai.

Saat upacara berlangsung pula, ada sambutan dari Pak Tarung selaku kepala desa.

Begitu upacara selesai, mereka memasuki sesi kedua dari acara pembuka, yakni senam yang terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama berisi orang tua, dan anak muda di gelombang kedua.

"Kak, Sopan tunggu di pinggir aja, ya?" Sopan mengarahkan atensi pada Taufan saat kakak keduanya hendak ke tengah lapangan.

"Iya, kamu tunggu aja, ya."

𝐒𝐀𝐏𝐏𝐇𝐈𝐑𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄 𝐒𝐈𝐁𝐋𝐈𝐍𝐆𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang