(11) Sakit

187 21 22
                                    

What if Sopan sakit—

Berasa punya anak ._. –Taufan

Hehe. :D

🌀

Pagi ini, sebentar lagi jam menunjukkan pukul setengah enam. Namun, saat ini Beliung sama sekali belum mendapati kehadiran si bungsu.

Bahkan pintu kamarnya saja masih tertutup.

Beliung hafal betul jika si bungsu selalu bangun sendiri meski terkadang masih perlu ia bangunkan. Itu pun paling lambat hingga pukul lima lebih dua puluh menit.

"Cek aja, deh." Namun, pintu kamar Sopan sulit dibuka. "Ah, iya. Pintunya kan kadang macet." Mau tidak mau, pintu dibuka secara keras.

Suara keras dari pintu yang bergesekan dengan lantai membuat Sopan perlahan membuka kelopak matanya yang terasa berat. Saat ini, kepalanya terasa berputar.

"Kak …."

Buru-buru si sulung mendekati kasur di dekat dinding.

"Iya, Pan? Kenapa?" Beliung duduk di sisi kasur. Tangan kanannya bergerak menyingkirkan poni yang menutupi dahi adik bungsunya. Di saat bersamaan juga ia langsung mengetahui suhu tubuh sang adik. ‘Panas banget.’

"Pusing, Kak …."

"Sini, Kakak peluk." Dengan lembut, Beliung membantu sang adik duduk. Setelah itu, ia memangku si bungsu yang memeluknya dalam keadaan hendak menangis. "Sstt … udah, ya, jangan nangis, nanti malah tambah pusing."

Mungkin saja Sopan sakit karena kelelahan akibat kemarin ia mengikuti acara renang. Ditambah lagi, ia juga mabuk karena pengharum ruangan di mobil umum.

"Bel, Sopan udah bangun– loh? Kenapa?" Taufan yang heran mengapa Beliung lama sekali padahal hanya memeriksa si bungsu, langsung mematung di ambang pintu.

"Kayaknya Sopan sakit gara-gara kecapekan," sahut Beliung.

Dengan ekspresi sendu, Taufan menghampiri kasur di kamar si bungsu dan duduk di sebelah Beliung.

"Sama Kak Upan dulu, ya? Kak Bel mau telepon Mama dulu," bisik Beliung tepat di belakang telinga kiri Sopan.

Dapat ia rasakan anggukan kecil dari si bungsu. Dengan begitu, perlahan Sopan melepaskan pelukan pada kakak sulungnya dan beralih memeluk Taufan.

Sopan mengalihkan pandangan pada si sulung. Tatapan memelas ia tujukan pada Beliung. "Kak Bel …."

Taufan yang mengerti maksud Sopan, langsung mengambil alih situasi. "Kayaknya Sopan gak mau jauh-jauh dari kamu."

"Ya udah, deh." Kalau begitu, Beliung menghubungi mama mereka menggunakan ponsel milik Sopan saja.

"Assalamu'alaikum." Sepertinya pagi ini sang mama sedang tidak sibuk memeriksa pasien.

"Wa 'alaikumsalam. Mama hari ini sibuk, gak?"

"Oh, kamu, Bel. Hari ini Mama gak sibuk. Emang kenapa?"

"Gini, Ma. Sopan sakit."

"Hah? Sakit? Emang sebelumnya ngapain?"

Beliung sudah menduga ini akan terjadi. "Kemarin habis renang. Terus pas pulang mabok gara-gara …."

"Ya udah, Mama pulang sekarang juga. Mama pastiin sampe rumah sore ini. Sekarang mending Sopan dibawa ke dokter aja. Kalo nunggu Mama bakal lama," pungkas wanita itu dan langsung mematikan telepon tanpa menunggu kalimat Beliung selesai.

🌀


Di sisi lain.

𝐒𝐀𝐏𝐏𝐇𝐈𝐑𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄 𝐒𝐈𝐁𝐋𝐈𝐍𝐆𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang