25 |➷LOST

15 1 0
                                    


*.•♛⛧♛⛧♛•.*

Juna menghela nafas nya sembari terus menatap langit.

Langit nya cerah, namun tidak dengan hati nya. Entah mengapa perasaan nya jadi tidak enak begini.

Sekarang sudah jam istirahat, juna berdiam diri di rooftop sekolah. Menikmati angin yang berhembus kuat menerpa wajahnya.

"Huhhh kenapa gw jadi gelisah gini"

Pemuda misterius tadi malam jujur saja tidak membuat nya terlalu takut. Hanya saja, postur tubuhnya mengingat kan juna pada seseorang.

Teman nya.

"Postur tubuh nya kok mirip-"

"Juna!"

Ia berbalik dan mendapati seorang pemuda berdiri di belakang nya.

"Harris..."

Ia mendekat lalu duduk di sebelah juna, wahh ternyata duduk di atas sini cukup nyaman.

"Lo ngapain sendiri an disini?" Ujar nya

Juna menoleh lalu menjawab
"Gpp, gw cuman pengen menyendiri aja"

"Berarti gw ganggu dong"

"Engga kok, santai aja"

Juna melirik harris beberapa kali, Ia ingin membahas sesuatu namun juga tidak yakin harris bisa mengerti atau tidak.

"Kenapa?"

"A-ahh... E-engga kok hehe"

Tawa canggung itu sontak membuat harris menatap juna dengan alis yang berkerut.

"Bohong, lo kenapa?"

"Emm riss, tentang...."

"Pembunuh?"

Juna terbelak kaget, bagaimana bisa hariss tau apa yang ingin Ia bicarakan. Bahkan pemuda itu tak menoleh dari tadi.

"Emm iya, pembunuh nya bukan-"

Kringgg kringgg!...

sial. Bell telah berbunyi, apa itu artinya juna tidak bisa membahas tentang ini lagi?

Hariss bangkit dari duduk nya lalu berjalan menjauh.

"Sudah masukan, gw ke kelas dulu"

Juna terus memandang punggung hariss sebelum pemuda tinggi itu diam dan menolehkan separuh wajah nya pada juna.

"Jangan percaya sama siapa pun"

"Bahkan sama gw arjuna"

------

"ARKKK MATEMATIKA PANTEKK!"

Jeo menarik kuat rambutnya menatap soal soal di papan tulis. Bahkan melihat nya saja sudah membuat nya mual.

Ayo lahh manusia mana yang suka matematika?

LOST || TREASURE 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang