➷END

29 1 0
                                    

🕊🕊🕊


Aksa menghela pelan nafas nya, memandang sayu ke arah sebuah perumahan cukup besar dengan garis polisi dimana mana.

Tersirat rasa rindu di hati nya, tahun tahun bersama mereka ternyata tahun terindah baginya.

Andai waktu bisa di ulang, mungkin ia akan membawa teman teman nya untuk pergi tanpa mengabaikan zidan setelah nya.

Aksa berjalan menatap rumah rumah itu yang benar benar tak berpenghuni sekarang. berjalan ke arah kediaman daniell. Memandang lekat rumah mewah itu yang juga sudah terlilit garis polisi.

Ia masuk lewat cela cela yang cukup luas, mata nya memandang seluruh penjuru ruangan. Bercak darah dimana mana.

Darah darah milik teman nya masih terhias rapi disini seakan tak bisa hilang meski sudah di bersihkan.

Aksa melangkah naik ke lantai atas membuka kamar daniell yang menjadi tempat kejadian paling keji.

Ruangan ini masih sama, hanya saja terkesan berbeda. Lego yang dulu selalu dimainkan jayden dan mikael masih tersusun rapi di tempat nya.


Aksa memandang lekat pada kasur yang menjadi tempat ternyaman daniell.

Darah juan bahkan menembus ke dalam kasur meski sprei nya sudah di lepas. Tak hanya itu, serpihan rambut coklat jayden bahkan berserakan di lantai.

Aksa membungkuk meraih helaian rambut itu, mamandang nya lekat.

"Maaf jayden... Maaf gw ga nepatin janji gw buat ngasih tau siapa pelaku sebenar nya"

Aksa menyitari ruangan itu, tali yang digunakan untuk mengingat jeo bahkan masih ada di kamar daniell.

Mata nya terpandang pada sebuah bingkai foto yang di pajang rapi di meja daniell. Aksa mengambil nya.

Mengelus pelan foto itu lalu tersenyum.

"Sekarang gw ga punya siapa siapa, gw cuman punya jeo"

"Andai kalian masih ada"

Fyuhhh~

Angin berhembus kencang di belakang nya, Aksa memejamkan kuat mata nya berusaha mendengar beberapa suara samar yang terdengar.

"Terimakasih Aksa"





































































"Jeo hati hati"

Jeo berlari girang mendekat ke arah nisan nisan baru di ujung sana.

"Haloo yeorobun~"

"Gw sama Aksa dateng nih, baik kan kita. Kita juga bawain bunga buat kalian"

Jeo dengan telaten menyiram makam makam sang teman dengan sesekali mengajak nya berbicara.

"Yang tenang disana ya"

"Gw disini juga lagi berusaha ikhlasin kalian semua"

Jeo terdiam, dari tubuh nya yang bergetar Aksa yakin betul jika pemuda itu menangis.

"Gw kangen banget sama kalian"

"Terutama lo rris, gw kangen banget sama lo"

Aksa merangkul tubuh jeo berusaha menenangkan pemuda itu, tanpa disadari bulir demi bulir air mata perlahan turun membasahi pipi nya.

Mata nya memandang lekat pada sebuah nisan di ujung sana.

"Jae gw dateng... Gw kangen sama lo jae tolong hadir di mimpi gw seengganya sekali"

Aksa berdiri lalu menaburi bunga di atas makam zidan.

"Andai lo tau ji, gw bukan orang jahat, kejadian di masa SMP kita itu gak sengaja, mereka semua benci sama gw. gw di tuduh yang engga engga sampai lo percaya"

"Gw tau gw egois, maaf sudah nyembunyiin rahasia yang bikin lo gila ji"

"Gw maafin kesalahan lo, lo yang tenang disana ya"

Aksa menghapus jejak air mata nya lalu kembali mendekat pada jeo.

"Ayo, kita juga harus istirahat"

Jeo mengangguk lalu berdiri

"Kaka daniell, zidan, jayden, juna, mikael, jaedan, yudam, devan, harris, juan. Kita pamit dulu ya, kapan kapan kita kesini lagi"

"Maaf dan masih untuk semua nya, makasih udah hadir di kehidupan kami, makasih udh mau jadi bagian dari pertemanan ini meski cuman sebentar"

"We miss you guys, byee~"


"We miss you guys, byee~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













~END~

Sampai sini kita tau bahwa semua yang terlihat baik belum tentu baik dan semua yang terlihat jahat belum tentu jahat.

Pertemanan itu abadi kecuali mereka yang memilih pergi. Tugas kita hanya menjalani.

Masa depan tak ada yang tau, jika memang itu takdir nya maka itu lah yang akan terjadi.

Berteman lah dengan perasaan bukan dendam.

LOST || TREASURE 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang