HAPPY READING!!
Hari ini Erine memutuskan untuk pergi ke sekolah, karena berlarut-larut dalam kesedihan tidak akan menghasilkan apapun, Dia rasa menghabiskan waktu dengan kesibulan itu lebih baik.
Erine, dan Kimmy turun dari mobil Papa nya, kemudian berbalik hendak melangkah memasuki gerbang sekolah, kebetulan yang sedang berjaga hari ini adalah Nala dan Fritzy. Mereka berdua menatap Erine sedikit heran, apakah gadis itu baik-baik saja?
"Pagi Nala, Fritzy" Ucap Erine sembari tersenyum, khas Erine
"Pagi Erine.. Kimmy" Ucap mereka berdua dengan suara yang agak pelan
Erine tidak langsung memasuki kelasnya Dia berdiri di samping kedua temannya itu, sedangkan Kimmy berpamitan pada Kakaknya untuk langsung menuju kelasnya.
"Mau ke kelas bareng? Kita juga udah mau kelar kok, gerbangnya mau ditutup" Ujar Nala
Erine menganggukkan kepala tanda bahwa ia setuju.
"Okay wait, Zy tolong tutupin gerbangnya ya, habis itu kita ke kelas"
Fritzy tidak menjawab, hanya mengacungkan jempolnya kemudian menutup gerbang sekolah.
"Dah, yuk" Ucap fritzy
Mereka bertiga melangkahkan kaki menuju kelas. Saat sampai di kelas, mereka di sambut oleh Lana dan Lily, sama seperti Nala dan Fritzy tadi, Lana dan Lily juga nampak sedikit kebingungan, apkah Erine baik-baik saja?
Mereka berlima duduk di bangku masing-masing yang kebetulan bangku mereka berdekatan. Hening, tidak ada yang mau berbicara, dengan alasan mereka takut jika salah bicara dan justru membuat Erine semakin sedih.
"Kenapa sih diem-diem mulu, ga biasanya banget" Ucap Erine yang memulai pembicaraan.
"Ah iya nanti istirahat, kantin bareng kuy" Sahut Lily yang mencoba memecah keheningan
"BOLEH BOLEH BOLEH!" sahut teman-temannya
"Nanti ajakin si Oline sekalia- EH" ucapan Nala terhenti, ia menutupi mulutnya dan merutuki ucapannya sendiri
"NALA GOBLOK BANGET YA TUHAN" Ucap Lana
"Tau ah bego banget nih bocah" Sahut Lily
"Nal aku tau Kamu kalo ngomong emang suka njeplak, tapi ini kelewat bego nya sih" Kini Fritzy yang berbicara
Teman-teman nya memandang tajam ke arah Nala, bisa-bisanya Dia lupa, sekarang bagaimana dengan Erine?
Erine tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan teman-temannya "Tenang guys, Aku gapapa"
Berbeda dengan bayangan teman-temannya, Erine justru tertawa lepas melihat reaksi teman-temannya, ia tau bahwa sedari tadi teman-temannya hanya ingin menjaga perasaan Erine
"Buat apa di tutup tutupin, sedangkan kepergiannya itu emang nyata, gaada cara lain selain menerima fakta" Ujar Erine tersenyum dan menatap temannya satu persatu
***
Bel istirahat telah tiba, sesuai kesepakatan, Erine dan teman-temannya pergi ke kantin bersama. Saat berada di kantin langkah Erine terhenti, ia memandang meja yang biasa Oline tempati, kemudian ia melangkahkan kaki nya ke arah meja tersebut, di susul teman-temannya.
"Di sini aja ya?" Ujar Erine
Teman-temannya tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Mau pesen apa? Aku yang pesen, mumpung baik nih" Ujar Nala, sekaligus ingin menebus kesalahannya tadi
"Bakso sama es teh aja semua, gimana?" Tawar Lily
Teman-temannya setuju, tapi Erine seperti menimang jawabannya, ia ingin memesan nasi goreng yang biasa di pesannya.
"Aku nasi goreng aja ya, minumnya air mineral" Ujar Erine
"Ohh oke aman, nasgor satu sama bakso nya empat ya?" Ujar Nala yang di angguki teman-temannya
Beberapa menit berlalu, pesanan mereka sudah tiba, dan kini mereka memasuki sesi makan. Tiba-tiba Erine teringat sesuatu.
"Lana, aaaa" Ujar Erine menyodorkan sesendok nasi goreng kepada Lana, dan Lana menerimanya, Lana sepertinya juga mengingat sesuatu
"Dejavu ya Lan ahahaha" Ujar Erine
Yap benar Erine mengingat saat ia menyuapi Oline dan Lana, yang kini tersisa Lana seorang
"Dulu awal-awal kenal Oline, Aku sempet nyuapin Oline pake nasgor, terus Dia juga minta" Ujar Erine menunjuk ke arah Lana
Lana nampak ikut merasakan sedih saat mengingat kejadian itu.
"Kalian mau?" Tawar Erine pada teman-temannya
Mata mereka berbinar dan mengangguk dengan cepat
"MAU MAU MAU!!" Seru teman-temannya
"Heh, kalau kalian pada bilang mau ntar si Erine mau makan apa? Piring sama sendoknya?" Sahut Lana
"Gapapa lah, ini porsinya banyak kok" Ujar Erine kemudian menyuapkan sesendok nasi goreng pada satu persatu temannya
Sesi makan telah berakhir, mereka kembali ke kelas dan mengikuti pembelajaran sampai akhir dengan baik.
***
Erine melangkahkan kaki menyusuri lorong-lorong kelas dan berhenti di depan sebuah ruangan. Erine menghela nafas sebelum memasuki ruangan tersebut, ia kemudian meletakkan tas nya di lantai dan menduduki kursi yang ada di depan piano yang biasa ia mainkan. Ia memandang tuts piano itu dan sekali lagi menghela nafas, kemudian mulai menekan tuts satu persatu, dan memainkan sebuah lagu, lagu yang sama seperti yang ia mainkan beberapa waktu lalu, yang sempat membuat seseorang menangis. Gala Bunga Matahari, yang sepertinya lagu itu menjadi favorit Erine sekarang.
Tanpa Erine sadari teman-temannya berada di luar ruang seni yang sedari tadi membuntuti Dia, mereka turut merasakan kesedihan melalui lagu yang Erine mainkan.
Setelah usai memainkan piano, Erine berjalan menuju sudut ruangan dimana terdapat tumpukan lukisan-lukisan di sana, ia meraih lukisan-lukisan itu dan memandangnya satu persatu. Itu adalah lukisan-lukisan yang Oline buat, Oline tidak pernah membawanya pulang ke rumah dan memilih untuk ditinggal di ruang seni ini. Erine kemudian memandang ruang seni yang dindingnya masih bersih alias belum ada karya seni yang terpajang. Ada, namun hanya ada beberapa saja. Erine berniat memajang lukisan-lukisan Oline di ruangan tersebut.
"Mau kita bantu?" Sebuah suara dari balik pintu yang memunculkan beberapa kepala manusia yang seperti sedang mengintip
Erine berbalik dan tersenyum ke arah orang-orang tersebut, kemudian mereka memasuki ruangan dan melihat sekelilingnya.
"Kalian dari tadi?" Tanya Erine
Teman-temannya menanggukkan kepala, mengiyakan ucapan Erine.
"Semenjak kamu main piano kita udah disini" Ujar Fritzy
"Mau di pajang kan? Yuk kita bantu" Ucap Nala dengan mengangkat tangannya dan mengacungkan jempolnya
Erine tersenyum menganggukkan kepala. Erine dan teman-temannya mulai memasang satu persatu lukisan milik Oline di ruangan tersebut, setelah selesai mereka tersenyum memandang satu persatu lukisan tersebut. Lukisan yang indah sama seperti penciptanya.
***
Haii ketemu lagi, ini dulu yaaa, jangan lupa votee, see you next chapter, kalau sempat nanti up cerita baru😃👋
KAMU SEDANG MEMBACA
After Losing You
Teen FictionMenceritakan kehidupan Erine setelah kehilangan Oline, bagaimanakah kehidupannya kedepan tanpa Oline? cerita ini berhubungan dengan cerita pertamaku yang berjudul "You Are Not Alone" jadi bagi yang belum baca silahkan baca terlebih dahulu sebelum me...