HAPPY READING!!
Di ruangan bernuansa putih ini, Erine terbaring di ranjang rumah sakit dengan dikelilingi berbagai alat medis. Beberapa hari telah berlalu akhirnya ia dapat melewati masa sulitnya di ambang hidup dan mati nya.
Kini Erine berada di ruangan bersama teman-temannya setelah bergantian menjenguk dengan keluarganya tadi. Tak ada yang membuka suara, membiarkan segala keheningan dan kesunyian yang menguasai. Erine menatap satu-persatu temannya, ia tersenyum tipis untuk sekedar menenangkan temannya yang ia tau sedang khawatir saat ini."Oline pasti bangga kan liat Aku" Ucap Erine sembari tertunduk, tak ingin menangis namun air mata nya jatuh tanpa izin
Lana sebagai teman yang paling dekat dengan Erine reflek memeluknya erat, mencoba menenangkan diri yang sedang rapuh itu, tak ada yang tau juga tak ada yang berani bertanya mengenai apa yang terjadi di alam bawah sadar nya selama ia tidak sadarkan diri.
***
Beberapa hari berlalu, kondisi Erine berangsur-angsur membaik, namun sampai saat ini baik Erine, keluarganya maupun teman-temannya belum ada yang berani bertanya mengenai apa yang terjadi dengan Erine selama ia tak sadarkan diri.
"Lana, mau ke taman ga?" Pinta Erine pada salah satu temannya yaitu Lana
"Di sini ada taman ya?" Tanya Lana yang kurang tau dengan lokasi taman rumah sakit ini
"Ada kok, aku pernah ke sana"
"Yaudah boleh, Aku temenin" Ucap Lana sembari membantu Erine untuk duduk di kursi roda
"Kalian berdua mau ke taman?" Tanya Lily
"Kalau kalian mau ikut boleh kok" Jawab Erine
"Ah engga, kita mau nyari makan, Lana mau nitip ga?" Timpal Fritzy sekaligus bertanya pada Lana
"Boleh deh, nitip nasgor ya hehe"
"Yeee, ntar kalau ada apa-apa kabarin kita aja ya" Timpal Nala
"Yuk Rin" Ajak Lana sembari menuntun kursi rodanya
Erine kini berada di taman yang sama saat ia menghabiskan waktu terakhir kali bersama Oline. Lana duduk di salah satu bangku yang ada di taman tersebut, sementara Erine tetap duduk di kursi roda nya. Hening, mereka berdua sibuk menikmati angin sejuk sore hari ini di temani matahari yang sebentar lagi akan terbenam.
"Rin" Panggil Lana
Sang pemilik nama yang merasa terpanggil itu pun menoleh ke sumber suara, seakan bertanya "ada apa?"
"Kamu gapapa Rin?"
"Eum mungkin.." Jawab Erine lirih
Hening sesaat, sebelum Erine kembali melontarkan kalimat yang sedari tadi ingin ia ucapkan. Sementara Lana dengan sabar menunggu, karena ia tau Erine akan mengutarakan sebuah kalimat.
"Aku ketemu Oline.. Ini kedua kalinya dia hadir di mimpi Aku.."
"Tapi kali ini, Aku ngobrol banyakk banget sama dia, dia tetep cantik ya.. Waktu kita ketemu senyumnya lebar banget, manis sekali" Ucap Erine dengan suara yang bergetar, mencoba menahan tangisnya
Lana tak mampu menanggapi kalimat Erine, air matanya justru mengalir tanpa permisi, berkali-kali ia membayangkan betapa beratnya menjadi seorang Erine yang harus kehilangan sosok Oline yang sangat berharga baginya.
"Tadinya aku pengen ikut Oline, dia bilang boleh, tapi bukan sekarang, untuk sekarang dia minta Aku untuk bangun dan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya.. Juga melanjutkan kisah kita walau tanpa adanya dia di dalamnya.." Tangis yang sedari tadi ia tahan kini sepenuhnya terlepas, ia tak mampu lagi menahan sakit yang ia rasakan
"Dan satu lagi.. Dia minta Aku untuk bahagia, walaupun alasan Aku bahagia bukan lagi dia.." Isak tangisnya semakin menjadi di setiap kalimat yang ia utarakan
Begitupun dengan Lana, semakin ia mendengarkan cerita Erine, semakin terasa sakit pula dadanya, seakan ada batu yang menghantam keras di sana. Sampai kapan ia akan menangisi takdir orang lain? Ia yang hanya menyaksikan selama ini sudah sangat terasa sakitnya, bagaimana dengan Erine selaku epmeran utama dalam kisahnya sendiri.
***
Mereka berdua kembali ke kamar di mana Erine tinggal, yang ternyata sudah ada teman-temannya yang lain di dalam. Mereka membantu Erine untuk kembali ke ranjangnya, yang sebenarnya Erine sudah bisa melakukannya sendiri tanpa harus di bantu.
"Ih Aku bisa sendiri tauu" Ucap Erine
"Yaudah sih, biar cepet" Jawab Nala sedikit mengejek
"Oh iya nih pesenan Kamu" Ucap Lily memnerikan kantung kresek pesanan Lana
"Tengs ya." Jawab Lana dengan nada seolah jutek
"Yaudah makan yuk, Erine juga makanannya udah dateng tuh" Ujar Nala tanpa menghiraukan drama yang Lana buat
Mereka makan bersama dengan di selingi obrolan ringan juga sedikit candaan kecil. Terlihat Erine seperti baik-baik saja sekarang, meskipun sebenarnya tak sepenuhnya baik seperti yang terlihat.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu ruangan Erine, tak lama terlihat tiga orang memasuki ruangannya yaitu Mama, Papa, dan Kimmy.
"MAMAA!!" Teriak Erine girang
"Huss jangan teriak-teriak" Tegur Mamanya sembari menghampiri putri sulungnya dan memeluknya
"Ma, Pa kapan Erine boleh pulang?" Tanya Erine yang sudah menghabiskan makanan nya
"Kalau udah ga ada apa-apa besok udah boleh pulang" Sahut Papa yang menghampiri dan mengelus pucuk kepala Erine
"Eh ini kalian habis makan ya?" Tanya Mama pada teman-teman Erine
Mereka semua serempak mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Mama Erine.
"Regie, Delynn ga ke sini dek? Ntar keburu Aku nya udah pulang loh" Tanya Erine pada Kimmy
"Tadi Egie bilang kesini kok, palingan bentar lagi nyampe"
Tak menunggu lama yang tengah di bicarakan pun datang, Regie dan Delynn memasuki ruangan Erine dengan permisi, tak lupa menyalami orang tua Erine dan menyapa teman-teman Erine.
"Nah tuh mereka" Ucap Kimmy
"Gimana keadaan kamu Rin?" Tanya Regie pada Erine
"Yaaa baik, kirain kalian ga bakal kesini, ntar keburu Aku nya pulang"
Kedua manusia itu hanya cengengesan mendengar kalimat yang Erine ucapkan.
"Kamu udah lama Ly?" Tanya Delynn menghampiri Lily dan menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Lily
"Eumm lumayan, dari tadi sore" Jawabnya sambil memeluk Delynn yang tentunya pelukan itu di sambut hangat oleh Delynn
"EKHEMM"
"UHUK UHUK"
Begitulah suara-suara yang keluar dari mulut teman-temannya.
"Harus banget ya di sini?" Celetuk Nala
"Tau tuh minimal kasihan sama kita-kita dong" Timpal Lana
Setelah beberapa sindiran mereka berikan pada Delynn dan Lily, mereka teringat pada Regie dan Kimmy, mereka pun mengedarkan pandangan dan menemukan dua manusia itu yang sama saja bucin nya dengan Delynn dan Lily.
"Lah si kocak sama aja" Cibir Nala
"Pindah kamar aja ga sih Rin?" Sahut Lana
Erine tertawa puas melihat kelakuan teman-temannya yang selalu ada-ada saja. Hal itu tentu membuat keluarga juga teman-temannya dapat sedikit bernafas lega.
Setelahnya, obrolan ringan mengalir di antara mereka semua, juga beberapa candaan kecil yang di lontarkan pada dua couple yang sedang di mabuk kasmaran itu.
***
Hayii teman-teman apa kabarr?? Semoga selalu baikk hehe
Belum² belum tamat, aku tidak mau spoiler alur jadi silahkan tebak² aja sendiri ehe
Terimakasih yg sudah membaca, vote, dan berkomentar, see u next chapterr!!
![](https://img.wattpad.com/cover/374803775-288-k317203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Losing You
Teen FictionMenceritakan kehidupan Erine setelah kehilangan Oline, bagaimanakah kehidupannya kedepan tanpa Oline? cerita ini berhubungan dengan cerita pertamaku yang berjudul "You Are Not Alone" jadi bagi yang belum baca silahkan baca terlebih dahulu sebelum me...