13

306 45 6
                                    

HAPPY READING!!

Satu minggu lebih sudah berlalu, hari ini adalah hari terakhir di mana Erine melaksanakan ujian sekolahnya. Sepertinya tidak terlalu buruk selama ujian ini berlangsung, tidak ada yang terlalu sulit baginya kecuali melupakan dia, kalau itu jangan tanya bagaimana sulitnya.

Bel masuk telah berbunyi menandakan ujian akan segera di mulai, Erine dan teman-temannya telah mempersiapkan diri di hari terakhir ini, berdo'a semoga hasil terbaik lah yang mereka dapatkan nanti.

Di jam pertama ini Erine mengerjakan soal-soal dengan baik, meski ada beberapa yang membuat sedikit yang membuatnya kebingungan, namun itu bukan lah sebuah masalah yang besar karena ia masih bisa mengerjakan semua soal-soal nya.

Hingga bel istirahat pun berbunyi, ia menghembuskan nafas lega dan meregangkan otot-otot nya yang terasa sedikit kaku itu, ia kemudian keluar dari ruang kelasnya dan segera menyusul teman-temannya yg lain di kantin untuk mengisi perut juga mengistirahatkan otaknya yang rasanya hampir meletup karena tak sanggup memikirkan jawaban dari soal-soal ujian.

"Gimana di jam pertama ini?" Ucap Lana memulai percakapan dengan teman-temannya

"Yahh masih oke sih walau nih kepala rasanya juga pengen meledak mikirin jawaban" Jawab Erine mencurahkan keluh kesahnya

Teman-temannya sontak tertawa mendengar jawaban yang Erine berikan, sedangkan Erine hanya menggedikkan bahu nya dan menaikkan alisnya menimpali tawa yang terlepas dari mulut teman-temannya.

"Pulang sekolah mampir ke cat cafe deket sekolah yuk, sekalian buat refreshing habis ujian" Sebuah ide tiba-tiba terlontar dari mulut Nala

"Boleh tuh, si Erine juga suka kucing kan? Betah tuh nanti dia di sana" Sahut Lily

"Zy ikut kan?" Tanya Lana pada Fritzy, sementara pemilik nama yang sedang ditanya hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, karena jika ia menolak pun mereka tetap akan memaksa ia untuk ikut

"Sipp dehh pulang sekolah gas" Ujar Nala penuh semangat

Mereka pun melanjutkan obrolan-obrolan ringan  yang di selingi dengan sedikit candaan sembari menyantap makanan yang mereka pesan sampai bel masuk berbunyi.

Jam kedua telah di mulai, mapel terakhir untuk menutup hari ini sekaligus mapel terakhir sebagai penutup dari ujian sekolah ini. Saat ujian berlangsung Erine mulai merasakan rasa tidak enak di tubuhnya yang lumayan menganggu namun masih bisa ia tahan hingga ujian selesai. Saat ujian selesai ia keluar dari ruang kelas dan menemui teman-temannya yang lain yang di mana sepertinya mereka sudah menunggu Erine di depan ruang kelasnya, karena Erine lah yang terakhir menyelesaikan ujian di antara teman-temannya yang lain.

Sesuai kesepakatan tadi, mereka kini menuju ke cat cafe yang terletak tak jauh dari sekolah, yang katanya sebagai refreshing juga penutup ujian yang sudah mereka laksanakan selama seminggu lebih ini, tak lupa Erine juga mengirim pesan pada Papa nya untuk sekedar memberi kabar bahwa ia akan pergi bersama teman-temannya agar sang Papa pulang terlebih dahulu dengan Kimmy dan tidak menunggunya di sekolah.

Saat sampai di lokasi, Erine lah yang terlebih dahulu memasuki cafe tersebut kemudian di susul teman-temannya yang lain. Baru saja memasuki cafe mereka sudah di kejutkan oleh pemandangan yang di mana banyak sekali kucing-kucing di dalamnya. Erine mengedarkan pandangannya merasakan suasana yang hangat, ditambah kesan gemas dari kucing-kucing yang lucu.

Saat sibuk memandang ke segala penjuru ruangan, pandangannya tiba-tiba terkunci pada sebuah piano yang berada di cafe tersebut, teman-temannya yang menyadari itu pun mendorong Erine agar ia memainkan piano tersebut.

"Udah sana" Ucap Lana yang memberi sedikit dorongan pada Erine

Walaupun sempat ragu namun Erine tetap menuruti permintaan teman-temannya untuk memainkan sebuah lagu dengan piano tersebut. Saat menyiapkan jari jemarinya, Erine mengehembuskan nafas nya perlahan, ia memejamkan matanya dan terlintas sebuah lagu yang ingin ia mainkan. Erine mulai menekan satu persatu tuts piano itu dan memainkan sebuah lagu milik Banda Neira yang berjudul Langit Dan Laut.

Seperti biasa Erine selalu tenggelam dalam lantunan musik yang ia mainkan sendiri, tak hanya Erine begitu pula dengan teman-temannya, mau berapa kalipun mereka mendengar Erine bermain piano, namun mereka tak pernah bosan mendengar setiap lantunan musik yang Erine mainkan. Hingga sampailah Erine di penghujung lagu, ia menekan tuts terakhir sekaligus membuka matanya, memandang teman-temannya yang tersenyum senang juga selalu bangga terhadap Erine. Tapi tak lama pandangan Erine mulai gelap, ia merasakan sesak di dadanya, juga degup jantung yang berdebar dengan cepat dan tidak beraturan.

Pemandangan terakhir yang Erine lihat adalah raut wajah khawatir dari teman-temannya yang dengan sigap menahan tubuh Erine sebelum ia akan terjatuh, juga teriakan teriakan dari mereka yang memanggil-manggil nama Erine, hingga ia benar-benar kehilangan kesadarannya.

"ERINE KAMU KENAPA?!" Seru Fritzy

"ERINE ERINE!!" Teriak Lana sembari menggoyang goyangkan tubuhnya berharap Erine bisa kembali tersadar

***

Di sinilah Erine berada sekarang, ya di rumah sakit. Ia berada di sebuah ruangan bersama dokter juga perawat yang menanganinya. Sedangkan teman-temannya menunggu di luar dengan perasaan khawatir bersama dengan keluarga Erine, karena sebelumnya mereka sudah menghubungi keluarga Erine bahwa kondisi Erine yang tiba-tiba drop.

Waktu demi waktu berlalu, mereka semua masih setia menunggu kabar baik dari dokter, seraya berdo'a pada Tuhan meminta yang terbaik untuk keselamatan Erine, begitu pula dengan dokter juga perawat yang menangani Erine, mereka tengah berusaha sekuat tenaga agar bisa memberikan kabar baik pada keluarga juga teman-teman Erine.

Di sisi lain Erine juga sedang berjuang untuk melawan diri nya sendiri, ia dihadapkan dengan dua pilihan sulit, yaitu menyerah atau bangkit untuk terus melanjutkan hidup.

"Kak, Kimmy masih butuh Kakak, jangan tinggalin Kimmy" -Kimmy

"Putri Papa kuat, Papa yakin Erine bisa melewatinya walau sulit" -Papa

"Anak Mama bertahan ya sayang, lihat? Semua di sini sayang sama Erine" -Mama

"Erine Aku tau Kamu kuat, sama kuatnya seperti Oline tapi Aku selalu berharap Kamu tetap di sini" -Nala

"Kamu jahat, Kenapa Kamu ga pernah cerita ke kita" -Lily

"Apapun hasilnya nanti, Kita bakal selalu berdo'a bahwa itu adalah hal baik" -Fritzy

"Lihat? Sekarang mereka semua tau Erine, dan kita tetep di sini buat Kamu, dan itu akan selalu, kita akan selalu di sini untuk Kamu -Lana

Semua kalimat-kalimat itulah yang ada dalam benak mereka masing-masing, segala harapan, ucapan, dan do'a untuk Erine dari keluarga juga teman-teman Erine.

***

Hai aku up mumpung ada waktu hehe :)
Terimakasih untuk yang sudah menunggu yaa, love u all
Terimakasih sudah mau membaca jugaa yaa, see u next chapter yang sebentar lagi mungkin selesaii

After Losing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang