06

307 44 13
                                    



.

.

.



Sebelum langit sore berganti dengan malam, Junkyu tiba di apartemen yang menjadi tempat dirinya dan Hana tinggal berdua. Bersama Hana, Junkyu melangkah masuk ke dalam rumah sambil menenteng plastik berisi camilan yang diberikan ibu Haruto.

Tak lupa Junkyu memperingati Hana untuk cuci tangan dan cuci kaki terlebih dahulu sebelum pergi ke kamar. Untungnya Hana anak yang penurut, sehingga Junkyu bisa tersenyum senang sekaligus lega.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Junkyu tinggal berdua dengan Hana di apartemen ini. Apartemen yang tidak begitu besar, tetapi nyaman untuk mereka berdua tinggali. Lokasinya pun tidak begitu jauh dengan sekolah Hana.

Jika ada yang bertanya;

Kenapa ia tidak tinggal bersama keluarganya saja? Bukankah orangtuanya kaya raya dan memiliki rumah yang tak kalah besarnya dengan milik keluarga Watanabe?

Jawabannya Junkyu tidak mau. Dulu Junkyu pernah dibujuk oleh orangtuanya untuk tinggal bersama lagi, tepatnya setelah suaminya meninggal dunia.

Namun, Junkyu menolak ajakan orangtuanya dengan halus. Junkyu pun juga menjelaskan alasan mengapa ia ingin tinggal berdua saja dengan Hana.

Setelah apa yang telah terjadi, Junkyu sudah cukup tahu diri untuk tidak merepotkan orangtuanya lagi. Mereka memang sudah memaafkan kesalahannya, tetapi kembali bergantung penuh pada mereka sudah tak bisa lagi Junkyu lakukan.

Karena itu lebih baik dirinya tinggal berdua dengan Hana dan setiap akhir pekan akan berkunjung ke rumah keluarga Kim agar orang tuanya bisa bertemu dengan cucu mereka.

Saat ini, Junkyu sudah berada di dapur untuk merapikan semua camilan yang diberikan ibu Haruto.

Dulu ketika masih remaja, Junkyu suka sekali dengan camilan buatan wanita itu. Rasanya pas, tidak terlalu manis dan tidak juga hambar. Bahkan karena camilan ini juga, Junkyu pernah bertengkar dengan Haruto demi merebutkan satu camilan tersisa yang paling mereka suka.

Mengingat Haruto sontak membuat Junkyu teringat kembali dengan obrolannya bersama ibu dari pria itu.

Sama seperti Jeongwoo dan teman-temannya yang lain, Junkyu selalu mendengar nasihat untuk dirinya agar bisa secepat mungkin bertemu dengan Haruto.

Mudah memang berkata seperti itu jika yang mereka ketahui hanyalah sebagian dari alasan yang membuat Junkyu pergi. Mereka tidak tahu ada kesalahan fatal yang membuat Junkyu harus pergi hingga bertahun-tahun lamanya.

Andai saja mereka tahu apa dosanya, tidak menutup kemungkinan mereka akan berbalik meminta padanya untuk menjauh dari Haruto.

"Ibu?"

Lamunan Junkyu buyar usai Hana memanggil namanya.

"Iya, Hana. Ada apa?" sahut Junkyu sambil menatap ke arah gadis kecilnya.

"Gelang tangan pemberian ayah Junghoo sepertinya ketinggalan di rumah Hiro," ucap Hana.

Mendengar itu sontak membuat Junkyu terbelalak. Segera Junkyu sampari putrinya, lalu memeriksa tas yang sedang dipegang gadis kecil itu.

"Astaga, kamu yakin gelangnya ketinggalan? Bukan di dalam tas?" tanya Junkyu sambil mencari-cari gelang tersebut di dalam tas Hana.

Hana yang ditanya pun menggeleng pelan.

ReWriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang