11

299 42 7
                                    



.

.

.


Pekerjaan sehari-hari sebagai dokter kembali Haruto jalani. Sejak jam setengah delapan pagi, Haruto sudah berada di rumah sakit, lalu memesan kopi hitam hangat untuk ia nikmati bersama roti di cafetaria.

Beruntung hari ini tidak banyak pasien yang datang berkonsultasi padanya. Sehingga ia bisa menaruh banyak perhatiannya pada pasien yang sedang menjalani pengobatan di bawah pengawasannya.

Sesudah menyelesaikan tugasnya di ruangan pasien yang berada di bawah pengawasannya, Haruto kini berjalan menuju ruangan pribadinya yang tidak begitu jauh.

Ketika sampai disana, Haruto mengerutkan keningnya saat melihat seorang pria duduk di kursi tunggu dekat ruangannya.

Pria yang mengenakan setelan formal itu terasa tidak asing di mata Haruto.

Apakah pria itu ingin berkonsultasi dengannya?

"Dokter Watanabe."

Haruto menoleh ketika suara salah seorang perawat memanggil namanya. Perawat itu berjalan ke arahnya sambil tersenyum ramah.

"Dokter, ada orang yang ingin bertemu dengan anda. Orang itu bilang dia salah satu kerabat anda," ucap perawat itu.

Haruto yang mendengar hal tersebut pun kembali menatap pria dengan setelan formal di kursi tunggu.

"Apa dia orangnya?" tanya Haruto.

Perawat itu mengangguk.

"Benar, Dokter," jawab perawat itu.

Haruto pun menganggukkan kepalanya. Setelah itu dirinya mempersilahkan sang perawat untuk melanjutkan pekerjaannya, sementara dirinya menghampiri orang yang mengaku sebagai kerabatnya.

"Selamat siang," ucap Haruto di depan pria itu.

Pria dengan setelan formal itu pun menoleh ke arah Haruto. Kacamata hitam yang ia kenakan membuat Haruto sulit mengenali siapa pria tersebut.

Namun, kebingungan Haruto tidak berlangsung lama. Karena beberapa detik setelahnya, pria itu menurunkan kacamatanya, memperlihatkan sepasang mata dengan sorot tajam yang sangat Haruto kenal.

Pria itu tersenyum kecil ketika melihat reaksi Haruto.

"Lama tidak bertemu, Haruto," ucap pria itu.

Kedua mata Haruto membulat lebar usai pria itu menyebut namanya.

Dari berbagai kemungkinan, Haruto tidak menyangka sama sekali akan bertemu kembali dengan pria ini.

Kenapa?

Kenapa orang ini baru menemuinya lagi sekarang setelah sepuluh tahun pergi?

Choi Hyunsuk kembali tersenyum tipis. Ia bawa tubuhnya berdiri, lalu menepuk pundak laki-laki yang lebih muda darinya itu.

"Kurasa kau sudah tidak begitu sibuk sekarang. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu sebagai kakak iparmu. Apa bisa kita bicara?" tanya Hyunsuk.

Haruto terdiam. Bimbang memilih antara bicara dengan Hyunsuk atau menolak dengan alasan ada pekerjaan lain yang harus ia kerjakan sekarang.

"Ayolah, Haruto. Kenapa menjawab itu saja lama sekali? Kau masih menganggapku sebagai kakak iparmu, kan?" tanya Hyunsuk karena Haruto tak kunjung memberikan jawaban.

Haruto menatap Hyunsuk, lalu menarik nafas dalam-dalam dan kemudian menghelanya.

"Baik. Kita bicara di dalam ruanganku saja, kak," ucap Haruto.

ReWriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang