.
.
.
Panik, gelisah, khawatir, ketiganya bercampur menjadi satu dan dirasakan oleh Kim Junkyu sekarang. Sudah sepuluh menit sejak dirinya sampai di depan kelas anak-anak, akan tetapi keberadaan Hiro dan Hana tak juga terlihat.
Guru yang terakhir mengajar di kelas tersebut pun tidak tahu kemana perginya Hana dan Hiro. Terakhir kali guru itu melihat mereka, mereka masih ada di dalam kelas.
"Ya Tuhan... Hana, Hiro, kalian dimana?" ucap Junkyu sambil memeriksa satu demi persatu ruangan kelas.
Di belakang Junkyu, sosok berpostur tubuh tinggi tegap dengan wajah tampan rupawan pun sama khawatirnya dengan Junkyu. Walaupun ia menyembunyikan semua perasaannya dengan sikap tentang.
"Haruto, bagaimana ini? Hiro dan Hana tidak terlihat. Aku sudah coba tanya-tanya penjaga sekolah tapi tidak ada yang tahu dimana mereka," ucap Junkyu, mengadu pada sosok yang sejak tadi berada di belakangnya.
Haruto mencoba menenangkan Junkyu dengan mengusap punggungnya.
"Kamu harus tetap tenang, Junkyu. Aku yakin Hiro dan Hana baik-baik saja, mereka pasti masih berada di sekolah ini karena kakakku selalu berpesan pada Hiro untuk tidak pernah keluar dari sekolah jika tidak ada orang yang menjemputnya," ujar Haruto.
Dirinya tahu perkataannya barusan tidak sepenuhnya bisa membuat Junkyu tenang. Tapi besar harapan Haruto pada Junkyu agar tidak sampai berburung sangka karena itu bisa mengganggu fokus mereka mencari anak-anak mereka.
Lagipula Haruto benar-benar yakin Hiro pasti masih ada di lingkungan sekolah bersama Hana. Walau jarang sekali menghabiskan waktu bersama, Haruto tetap percaya jika putranya benar-benar mematuhi larangan kakaknya atau suami kakaknya yang biasa menjemput Hiro pulang.
Sekarang yang perlu Haruto lakukan adalah terus mencari sambil membantu menenangkan Junkyu. Untung saja hari ini ia berniat menjemput Hiro sehingga ia bisa bertemu kembali dengan Junkyu dan menghadapi masalah seperti ini bersama dengan Junkyu.
Entah bagaimana jadinya nanti kalau Junkyu menghadapi masalah ini sendirian tanpa dirinya.
Langkah demi langkah dilalui Haruto dan Junkyu. Sudah sampai di area kelas tiga tapi masih juga mereka tak menemukan anak-anak mereka.
Alih-alih menemukan Hiro dan Hana, mereka justru melihat tiga anak yang salah satu diantaranya adalah Jinwoo berlari tergesa-gesa.
Haruto ingin bertanya pada mereka. Tapi mengingat salah satu anak itu pernah berurusan dengan Hana dan sekarang ada Junkyu di sampingnya membuat Haruto dengan cepat mengajak Junkyu ke arah lain agar tak melihat Jinwoo.
Usai memeriksa area kelas tiga, kini keduanya sampai di area kelas dua. Area yang berada di ujung sekolah itu sudah sangat sepi, hampir tidak ada orang lain selain mereka, kecuali...
"Asahi?" gumam Junkyu.
Haruto yang mendengar ucapan Junkyu barusan sontak melirik Junkyu.
"Haruto, itu Asahi, kan?" tanya Junkyu.
Mendengar itu, Haruto kemudian mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Junkyu.
Benar saja, di ujung sana, mereka melihat Asahi sedang berjalan sendirian sambil melirik ke arah jendela kelas.
Asahi? Apa yang dia lakukan disini? batin Haruto.
"Asahi!" panggil Junkyu.
Hamada Asahi menoleh, lalu membulatkan matanya ketika melihat Junkyu bersama Haruto.

KAMU SEDANG MEMBACA
ReWrite
FanfictionWatanabe Haruto, telah kehilangan istri tercintanya, yakni Choi Junhee, di usia muda usai melahirkan buah hati mereka. Hidup Haruto seketika hancur, seperti buku cerita yang dibakar hingga habis tak bersisa. Tak ada harapan untuk cerita kisahnya be...