02

289 31 0
                                    


.

.

.


Tiga bulan berlalu, usia kandungan Junhee pun terus bertambah hingga tampak perubahan pada ciri fisiknya. Meski begitu, penampilan si bungsu Choi itu masih terlihat cantik dengan pipi yang lebih berisi.

Selama tiga bulan terakhir bisa dibilang sebagai masa-masa terberat untuk Junhee. Dirinya terus berjuang mempertahankan bayi dalam kandungannya, tanpa diperhatikan oleh Haruto yang masih marah karena keputusannya.

Pertengkaran mereka masih belum diketahui siapapun. Tapi beberapa dari orang terdekat mereka sudah menaruh curiga akan kondisi pasangan suami-istri itu.

Dua orang yang paling merasa curiga adalah Hyunsuk dan Asahi. Hyunsuk sebagai kakak kandung Junhee merasa aneh pada adiknya, yang selalu terlihat sendirian di rumah setiap ia bertamu.

Sementara Asahi, sebagai sahabat dekat Haruto bersama Jeongwoo, Jaehyuk, dan Junkyu, mulai menaruh curiga pada sahabatnya itu karena sering mengajaknya minum sampai larut malam.

Bukankah aneh kalau Haruto sering pulang malam disaat istrinya di rumah sedang mengandung? Seharusnya Haruto pulang ke rumah secepat mungkin dan menemani Junhee, bukannya mengajak sahabat-sahabatnya minum sampai lupa waktu.

Seperti malam ini, Haruto kembali mengajak Asahi untuk minum di tempat biasa mereka berkumpul.

Asahi yang sudah tak bisa menahan kecurigaannya pun diam-diam mengundang Junkyu, Jeongwoo, dan Jaehyuk agar mereka bertiga bisa membantunya mengintrogasi Haruto.

"Haruto... kau baik-baik saja?" Asahi bertanya sambil menatap Haruto yang tak henti-hentinya menuangkan anggur ke dalam gelas kaca.

Haruto membalas tatapan Asahi, kemudian tersenyum sumringah lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah Haruto sadar dengan apa yang sedang ia lakukan, yang pasti respon lelaki Watanabe itu semakin menambah kecurigaan Asahi.

Saat melihat ke arah belakang Haruto, Asahi menghela nafas lega. Disana ada Junkyu yang sedang berjalan mendekat.

Sayang sekali dari tiga orang yang ia undang, hanya Junkyu yang bisa datang. Jeongwoo dan Jaehyuk tak bisa datang karena terhalang pekerjaan mereka. Bagaimanapun juga mereka berdua sama-sama bekerja di usaha milik keluarga mereka masing-masing, sehingga tak heran bila malam hari mereka masih aktif bekerja.

"Haruto, Junkyu sudah datang," ucap Asahi.

Mendengar itu sontak membuat Haruto membulatkan matanya. Ia pun menoleh ke samping, mendapati sahabatnya yang dulu pernah bertengkar hebat dengannya.

"Mau apa kamu kesini, Kyu? Kok kamu tahu aku dan Asahi disini?" tanya Haruto.

Dari nada bicaranya, Junkyu menebak jika pria Watanabe itu sudah terpengaruh alkohol.

Maka dari itu, Junkyu pun segera menduduki kursi di samping Asahi, lalu meletakkan tasnya di atas meja.

"Asahi yang menghubungiku untuk datang kesini. Dia bilang akhir-akhir ini kau sering mengajak dia kesini untuk minum sampai larut malam. Kau lupa kalau kau sudah punya istri? Apalagi Junhee saat ini sedang mengandung," ujar Junkyu.

Haruto menghela nafas. Alih-alih menjawab, Haruto justru lebih memilih untuk menuangkan kembali anggur miliknya ke dalam gelas.

Namun sebelum setetes air dari anggur itu jatuh, gelas kaca milik Haruto direbut Junkyu lalu dihempas sampai jatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping.

ReWriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang