.
.
.
Junkyu tidak pernah menyangka kalau malam ini Haruto dan Hiro akan menginap di apartemennya.
Salahkan cuaca di luar yang masih berlangsung buruk, membuat Junkyu tidak tega kalau harus membiarkan Haruto dan Hiro pulang dengan keadaan sekacau ini.
Kini jarum jam sudah menunjuk ke angka sepuluh. Hanya anak-anak yang sudah tertidur lelap di atas sofa yang empuk, sementara para orangtua masih terjaga dengan menatap layar televisi yang menyala.
"Junkyu."
Perhatian Junyu teralihkan ketika suara berat khas Haruto terdengar.
"Apa aku boleh tahu bagaimana kehidupanmu sepuluh tahun sebelum kita bertemu lagi?" tanya Haruto.
Pria itu menunduk, menatap wajah damai Hiro yang tertidur di pangkuannya.
"Itu juga jika kamu tidak keberatan. Aku bertanya seperti itu karena aku ingin tahu apa saja hal yang sudah kamu lewati selama ini," ucap Haruto.
Junkyu yang mendengar semua perkataan Haruto pun beralih menatap wajah Hana. Sorot matanya kemudian menjadi sendu ketika mengingat kembali masa-masa berat yang ia lalui hanya berdua dengan Hana.
"Aku juga ingin tahu bagaimana sosok mendiang suami-mu. Aku benar-benar penasaran dengan semuanya," lanjut Haruto.
Bunyi deras hujan serta suara dari acara di televisi semakin membuat suasana di antara mereka menjadi sangat serius.
Junkyu menarik nafas dalam-dalam, sambil memejamkan mata dirinya juga merapalkan kata-kata dalam hati, berharap apa yang akan dirinya katakan nanti tidak akan menimbulkan masalah baru.
Dirinya sudah lelah menyimpan semua rahasia ini. Semakin melihat kenyataan yang terjadi, semakin terluka hati Junkyu bila terus menyimpannya seorang diri.
"Aku... tidak pernah menikah," ungkap Junkyu.
Haruto terkejut. Reaksi jujur darinya itu sudah lebih dulu ditebak oleh Junkyu.
Dan sekedar informasi, Haruto adalah orang pertama yang mendengar kalimat itu terucap dari bibirnya. Bahkan keluarga kandungnya sendiri tidak pernah mendengar kata-kata itu.
"Maksudmu... Kamu dan orang yang sering kamu sebut mendiang suami..." Haruto berhenti bicara karena terlalu terkejut dengan pengakuan Junkyu.
"Yah sebenarnya dibilang dia adalah suamiku juga tidak salah. Karena sebenarnya kami sudah berencana akan menikah. Tapi satu bulan sebelum hari pernikahan, Tuhan menjemputnya karena dia sudah lelah menahan sakit," ungkap Junkyu.
Terkejut untuk kedua kalinya, Haruto sampai tak bisa menyembunyikan ekspresinya.
"Dia mengidap penyakit Leukimia jauh sebelum kami memutuskan akan menikah. Dia bilang dia ingin sekali merasakan bagaimana rasanya menikah dan aku mencoba mengabulkan permintaannya karena dia orang yang sangat baik," ungkap Junkyu.
Tangan Junkyu tergerak, mengusap surai halus milik Hana tanpa membuat anak itu terganggu hingga terbangun dari tidurnya.
"Saat aku pergi dari Seoul, aku mengenal kak Seungho karena dia pasien di rumah sakit tempat aku bekerja sambilan. Dia pria yang sangat baik, juga aku akui dia tampan walaupun sifatnya sedikit menyebalkan, persis seperti dirimu," ungkap Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReWrite
FanfictionWatanabe Haruto, telah kehilangan istri tercintanya, yakni Choi Junhee, di usia muda usai melahirkan buah hati mereka. Hidup Haruto seketika hancur, seperti buku cerita yang dibakar hingga habis tak bersisa. Tak ada harapan untuk cerita kisahnya be...