Rumah Sakit

338 27 5
                                    

Joshua, Johan dan Sekala sudah duduk manis di cafe, memperhatikan Dito dan Miko yang edang sibuk memasak pesanan mereka siang ini. Sesuai janji Joshua pada Dito pagi tadi, kali ini mereka bertiga memutuskan untuk makan siang bersama, sembari melihat keadaan cafe siang hari yang penuh dengan para tamu hotel.

Sekala yang sedari tadi sibuk memperhatikan Dito, sedikit merasa cemas karena anak itu terlalu bersemangat sekali hari ini. Miko yang bertugas pada bagian dapur pun sudah sering mengingatkan, agar Dito bisa bergantian dengan pekerja yang lainnya, tapi Dito tidak mendengarnya, ia masih suka kesana kemari menerima tamu yang membutuhkan sesuatu atau mengantar pesanan pada meja tamu. "Dito kayak setrikaan aja dari tadi." ucap Sekala yang gemas melihat betapa aktifnya Dito.

Johan dan Joshua yang menoleh menatap Dito pun ikut setuju dengan Sekala. "Si Miko udah selesai tuh, lagi gantian sama temennya. Suruh istirahat dulu aja sekalian." ucap Johan pada Joshua.

Miko berjalan menghampiri meja dimana Sekala, Johan dan Joshua berada, sembari menyeka keringatnya Miko menoleh mencari keberadaan Dito yang masih mengantarkan pesanan milik pelanggan di meja paling ujung. "Buset si Dito tenaganya nggak habis habis!"

"Suruh istirahat Ko, kasihan~" jawab Sekala yang masih memperhatikan Dito dari kejauhan.

Miko pun berdiri, memanggil Dito dengan gerakan tangannya yang ia lambaikan pada Dito, yang di panggil pun langsung berjalan mendekat. "Kenapa bang?" ucap Dito ketika ia sudah duduk bersama dengan yang lainnya.

"Istirahat dulu dek, nggak capek apa?"

Dito hanya tertawa kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tenaganya lagi full bang, abis itu banyak tamu juga, jadi semangat aja." Johan yang duduk di samping Dito mengambil tissue dan meyerahkannya pada Dito. "Makasih abang~" Johan mengangguk kemudian mengambil kentang goreng di hadapannya dan mengarahkannya pada Dito.

"Oya bang~" Miko mengawalinya laporannya tentang Wisnu pagi tadi. 'Itu -- tadi pagi ada masalah di rumah~"

"Masalah apa?" tanya Sekala sembari menaruk sendok dan garpunya di piring.

"Itu bang, bang Wisnu ada yang neror, di kamarnya di pasang kamera tersembunyi." lanjut Dito menambahkan, sontak membuat Sekala, Johan dan Joshua langsung mengernyitkan dahinya tidak percaya. "Ih beneran abang, saksinya aku, bang Miko, bang Wisnu, bang Zidan sama bang Bintang. Kameranya di simpen di mata boneka gitu."

"Iya bang, gue lihat sendiri tuh boneka di bongkar sama bang Bintang, bener ada kamera di matanya, sama beberapa kabel gitu." lanjut Miko.

"Kok bisa?" tanya Joshua heran.

"Boneka di kasih fans nya bang, ternyata di pasang begituan." Miko tampak kembali bergidig ketika kembali membayangkan ricuhnya pagi tadi di kamar Wisnu.

"klo gitu, nanti klo libur kita coba chek semua isi rumah, takutnya ada yang lain." ucap Sekala, kemudian yang lainnya setuju dengan usul dari Sekala.

.

.

Sekala, Johan dan Joshua sudah kembali ke hotel untuk melanjutkan pekerjaan mereka, Miko dan Dito yang kembali melakukan pekerjaannya pun tetap semangat meskipun tubuh mereka kelelahan luar biasa, kemudian dengan absennya seorang karyawan yang sedang berhalangan hadir, menambah pekerjaan mereka lebih berat seperti biasanya. Miko yang bekerja di dapur, sudah merasakan pegal pegal pada tangannya, karena terus memegang alat penggorengan dan alat lainnya, ia di haruskan melakukan pekerjaan dengan cepat agar para pelanggan tidak menunggu lebih lama.

Dito pun yang bertugas menerima pesanan dan mengantarkan pesanan, di buat kewalahan karena tidak berhenti kesana-kemari mengantarkan pesanan kepada pelanggan, tapi Dito tetap senang dengan pekerjaannya, bertemu dengan banyak orang dan menerima banyaknya ucapan kata terima kasih membuatnya lebih bersamangat dari biasanya. Ia senang pekerjaanya kali ini, ia senang menemukan tempat baru yang membuat hidupnya lebih berwarna dari biasanya, meskipun tidak bisa di pungkiri jalannya menuju kemari penuh dengan banyaknya lika-liku kehidupan, ia harus tetap semangat, untuk dirinya sendiri dan untuk kakak-kakak barunya yang sekarang selalu ada untuknya. 

Family For The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang