"Sebentar mas, saya buka dulu pagarnya." ucap mang Asep ketika mobil Sekala berhenti di depan pagar.
"Nggak usah mang, saya langsung ke hotel. Ini saya nganterin Dito aja."
"Ahh iya siap siap mas."
Dito turun dari mobil Sekala, ia lambaikan tangannya pada Sekala yang langsung beranjak pergi dari sana untuk menuju hotel.
"Terima kasih ya mang Asep." ucap Dito ketika mang Asep membantunya membukakan pagar rumah untuknya.
"Siap, sama-sama mas Dito."
Dito masuk ke pekarangan rumah dan melihat mobil Mahesa dan Miko yang masih terlihat di sana.
"Ahh bang Miko belum berangkat kerja ya." ucap Dito kemudian masuk ke dalam rumah.
Ia dapati beberapa orang yang masih bersantai di ruang tengah sembari menonton televisi.
"Adekkkk lama banget sih pulangnya!" seru Mahesa ketika ia mendapati Dito yang sudah pulang.
"Hehehe maaf kakak." jawab Dito kemudian, ia hampiri beberapa kakaknya yang senang akan kedatangan Dito. "Bang Miko kapan aku mulai kerja lagi? nanti malem boleh?". Dito menatap Miko dengan serius.
"Belum boleh cil, nanti gue di omelin bang Kala lagi ah, udah lo istirahat dulu aja gih?"
"Ngga mau bang, kapan aku udah boleh kerja lagi?" Dito masih saja keras kepala.
"Dek, kayaknya yang bisa mutusin lo kapan masuk kerja lagi, kayanya bang Kala deh." ucap Dika membantu membujuk Dito.
"Bener cil, nanti kita semua di omelin bang Kala, mau lo tanggung jawab?" tambah Sapta yang kemudian di setujui olah semua yang berada di sana.
"Lagian enak kali Dit klo istirahat tuh, bisa lo tiduran trus seharian." saut Vincent ikut membujuk Dito
"Nggak enak klo diem aja, kan udah sehat juga. Ya udah nanti aku bilang sendiri ke bang Kala."
"Paling juga nggak di bolehin sama abang. Sana bilang kalau berani." ucap Mahesa sembari menekan pipi Dito yang menggemaskan.
"mana coba cil lihat hp baru lo?" ucap Sapta tiba-tiba mencoba menggoda Dito yang sudah bersemu kemerahan pada pipinya.
"Apa sih bang Sapta ... "
"Adek mau hadiah apa dari kakak?" tanya Mahesa dengan serius.
"Nggak usah nggak apa-apa kak, ini juga hp dari bang Kala berat banget buat nerimanya." ucap Dito sembari melihat ponsel baru yang ada di tangannya.
"Pokoknya adek harus bilang mau hadiah apa dari kakak, klo nggak bilang nanti biar kak Esa yang pilihin sendiri." Mahesa dengan tegas mengatakannya sembari tersenyum senang melihat Dito.
"Hmm klo minta jalan-jalan aja gimana? kita keliling Bandung cari cafe-cafe lucu buat foto ig hehe."
Kedua netra Mahesa membulat, senangnya bukan main ketika mendengar perkataan Dito padanya. "Ayooooo kakak mau, kapan? sekarang juga ayo. Apa nanti sore aja biar adek istirahat dulu? ehh sekarang aja deh yuk?" Mahesa yang terlalu senang membuat yang lainnya menatap kesal padanya. "Apa? mau ikut lo pada semua? nggak boleh ya, khusus gue sama adek aja!" ucap Mahesa pada Dika, Miko, Sapta dan juga Vincent.
"Aneh dah gua mah, kelakuan lo bikin geleng-geleng kepala!" ucap Dika sembari meminta persetujuan Miko, dan kemudian di jawab dengan anggukan juga oleh Miko.
"Iri emang lo Dik, gimana dek?" tanya mahesa kembali menatap Dito.
"Besok gimana kak? hari ini aku pergi ke sekolah, terus udah di ajak bang Kala pergi juga, klo besok kan kita mainnya bisa sampe sore, itu juga kalo kakak nggak ada jadwal kuliah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Family For The Reason
General FictionLOCAL STORY This story is about sincerity, togetherness, love, and care within a family that was accidentally formed. If you don't like this story, you can find another story on this account Warning !! *All of this is fiction *Tidak untuk di bawa k...