Antara Hidup Dan Mati

213 22 2
                                    

Peringatan! chapter ini mengandung kata-kata kasar! kalau merasa tidak nyaman, bisa di skip ya ^v^



Zidan sedang berdiri di depan etalase kantin , melihat-lihat beberapa makanan yang sepertinya enak untuk di santap bersama-sama. Ia yang baru selesai membeli minum dan sedang menimang-nimang, apakah ia perlu membeli beberapa cemilan untuknya atau tidak.

"Ehh si Wisnu di keroyok di parkiran ... tau nggak lo?" Zidan menoleh, mendengar beberapa orang yang sedang membicarakan Wisnu, entah Wisnu sahabatnya atau Wisnu yang lain. Karena penasaran, akhirnya Zidan berjalan menghampiri beberapa orang yang sedang membicarakan Wisnu.

"Hai ... maaf klo ganggu, Wisnu yang lo maksud Wisnu yang mana ya?" segerombolan laki-laki dan perempuan tersebut, sempat tertegun dengan wajah tampan Zidan dan kulitnya yang seputih susu. 

"Wisnu temen lo Dan, yang gue sempet denger tadi ada beberapa orang ngeroyok dia di parkiran." jawab salah satu dari orang-orang di hadapannya.

Zidan terkejut seketika, belum ada setengah jam mereka berpencar, tapi sudah ada saja kejadian yang membuatnya pusing. Setelah mengucapkan kata terima kasih, dengan cepat Zidan berlari menuju parkiran.

Di sana sudah banyak orang-orang yang sudah mengelilingi Wisnu, tanpa ada satupun yang membantunya untuk bangkit.

"ANJING! MINGGIR NGGAK LO SEMUA!" teriak Zidan yang membuat orang-orang disana ketakutan seketika.

Zidan langsung menghampiri Wisnu, Wisnu yang sudah pingsan hanya diam terkulai lemas di pangkuan Zidan.

Dengan tangan yang gemetar hebat, Zidan mengambil ponselnya dan menelepon Bintang dengan segera.

"Tang ... please ... Lo dimana?" suaranya tercekat, nafasnya mulai tidak beraturan. Suara Bintang di seberang membuat pertahanan Zidan hampir runtuh dan menangis.

"Ehhh kenapa lo Dan ... bentar lagi sampe nih gue, lagi di ojek."

"Wisnu ... Wisnu Tang ... "

"Kenapa si Wisnu? ... " tidak ada jawaban dari Zidan setelahnya, tangannya ikut terkulai lemas menatap Wisnu yang tak berdaya di pangkuannya.

Beberapa orang di sana mencoba menawarkan bantuan untuk Zidan, tapi ia enggan menerimanya. Ia lebih memilih menunggu Bintang yang sepertinya sudah hampir sampai ke kampus.

Dari kejauhan terlihat Bintang yang sudah berlarian menghampiri Zidan dan Wisnu, ia yang mendapat kabar dari beberapa mahasiswa yang di lewatinya, segera berlari kencang ke parkiran.

"Bintang ... Wisnu~" Zidan sudah tidak bisa membuka mulutnya lagi, perasaan takut yang menghampirinya membuatnya tidak bisa melakukan apapun saat ini. Kakinya lemas, tangannya masih bergetar melihat Wisnu, membuat Bintang dengan cepat membuka pintu mobil Wisnu, dan meminta orang di sekitar untuk membantu mengangkat Wisnu dan Zidan masuk ke dalam mobil.

"Terima kasih bantuannya semua ..." ucap Bintang sebelum akhirnya ia membawa Wisnu dan Zidan ke rumah sakit.

"Sabar ya ... bentar lagi sampai" ucap Bintang, sembari sesekali ia menoleh ke belakang melihat kondisi Wisnu dan Zidan melalui cermin. Meskipun ia sendiri bingung harus melakukan apa setelah ini, tapi yang jelas dalam hatinya ia terus berdo'a agar sahabatnya baik-baik saja.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family For The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang