"BINTANG ANJING!" teriak Wisnu pagi ini, membuat Zidan yang sedang menyantap sarapannya di kasur samping tersedak mendengar teriakan Wisnu.
"Nu please lah ... berisik banget lo pagi-pagi."
"Jari gue yang patah di dudukin sama kunyuk satu ini!" tunjuk Wisnu pada Bintang yang ada di sampingnya.
"Maaf nggak sengaja gue, nih mangap dulu~" ucap Bintang sembari menyuapi Wisnu dengan bubur yang ada di tangannya, tangan Wisnu yang penuh dengan memar belum bisa memegang sendok dengan benar.
"Emang nggak kerja lo Tang hari ini?" tanya Zidan yang sudah selesai memakan habis makanannya.
"Siang gue masuknya, mau mampir ke kampus dulu hari ini, tadi udah bilang ke dosen gue, buat ngegantiin yang kemarin. Eitsss --- jangan pada minta maaf!" ucap Bintang yang mengangkat tangannya ke atas, karena tahu Zidan dan Wisnu akan mengatakan maaf karena membuatnya batal bertemu dengan dosennya kemarin siang.
Zidan dan Wisnu hanya menghela nafasnya, mereka sangat tahu, Bintang selalu peduli pada mereka berdua, tanpa di minta dan tanpa imbalan, Bintang adalah definisi teman setia yang akan melakukan apapun untuk temannya, terlebih Zidan dan Wisnu.
"Mobil gue pakek aja Tang ... "
"Gue jual boleh nggak Nu?" ucap Bintang asal.
"Ginjal lo sini gue jual!"
"Yaelahhh marah-marah mulu lo pagi-pagi~" setelah itu Bintang bangkit berdiri untuk merapikan tempat tidur Wisnu, dan membereskan peralatan makan milik Wisnu dan Zidan.
Tak lupa ia merapikan sofa yang ia tempati untuk tidur tadi malam, selama menemani Zidan Wisnu di rumah sakit.
.
.
Sementara itu di kamar sebelah, tempat dimana Dito di rawat.
"Kakak nggak pulang ke rumah?" tanya Dito yang sedang memakan sarapannya dengan Mahesa yang sedang menyuapinya.
"Kakak pulangnya bareng aja sama adek, klo adek sembuh nanti kita pulangnya sama-sama."
"Tapi kakak pasti sakit semua badannya, soalnya tidur di sofa udah beberapa hari."
"Nggak papa, sofanya juga empuk kok. Aaa dulu~" Dito menurut dan membuka mulutnya, membiarkan Mahesa membantunya makan, meskipun sebenarnya ia sudah sanggup untuk melakukannya sendiri.
"Es, mau mandi kagak lo~" ucap Ajun yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"Bentar nyuapin Dito dulu."
"Lahh bang Kala sama bang Johan kemana?"
"Bang Kala sama bang Johan ada urusan sebentar katanya."
Ajun hanya mengangguk perlahan, kemudian menuju sofa untuk menyantap sarapannya.
"Ko lu mau ke kampus nggak hari ini?" tanya Mahesa yang sudah selesai membersihkan sisa peralatan makan Dito.
"Nggak, gue belum ngetik bab baru buat bimbingan."
"ke toko?" tanya Mahesa lagi.
"Iya kayaknya, sekalian mau jemput kak Nika, katanya mau nengokin Dito disini."
"Loh emangnya kenal dek sama kakaknya ko Ajun?" tanya Mahesa pada Dito.
"Iya, udah pernah ketemu juga kak beberapa kalii, sebelum aku masuk rumah sakit kemarin hehe"
"Ohh pantes aja ... nanti gue nitip brownis ya ko di toko lo?"
"Bayar ya ... "
"Kapan gue nggak bayar klo beli roti di lo bangsat?" ucap Mahesa dengan mata yang memicing menatap Ajun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Family For The Reason
Ficción GeneralLOCAL STORY This story is about sincerity, togetherness, love, and care within a family that was accidentally formed. If you don't like this story, you can find another story on this account Warning !! *All of this is fiction *Tidak untuk di bawa k...