Banyaknya Pertemuan

193 24 11
                                    

Pagi yang cerah untuk semua manusia-manusia penghuni rumah gedong Sekala. Ralat, hanya sebagian, karena sebagian penghuni lainnya tidak mendapatkan kecerahan pagi ini, hidupnya terasa suram bagai langit mendung di musim hujan.

Mereka adalah, Wisnu, Zidan, Bintang dan juga Ajun. Sebuah panggilan malam tadi, membuat keempatnya serasa hidup di dunia lain pagi ini. Tapi sedari tadi, mereka hanya diam tanpa mengucapkan apapun pada yang lainnya, mereka seperti bersiap menuju ke medan perang.

"Kenapa kalian berempat?" ucap Johan yang sedari tadi memperhatikan mereka berempat.

"Hei abang-abang! Ditanyain tuh sama bang Johan!" tepukan Sapta pada bahu Wisnu membuat Wisnu menoleh menatap Johan.

"Kenapa?" Wisnu menungggu Johan mengatakan sesuatu.

"Lo yang kenapa dari tadi? tuh mereka bertiga juga ngapain diem juga?" tunjuk Johan pada Bintang, Ajun dan Zidan.

"Ehh nggak papa bang, lagi bingung skripsi aja kita mah!" Wisnu menoleh menatap ketiga temannya yang masih terdiam, kemudian kembali menatap Johan dengan senyum yang di paksakan.

"klo ada apa-apa bilang sama kita ya Nu~ kali aja kita yang di sini bisa bantu kesulitan lo." kali ini Sekala yang berbicara.

"Iya bang, santai~"

"Nahhh hari ini agenda kalian apa adek-adek?" kalau sudah lemah lembut seperti ini pasti sudah jelas siapa yang bicara, tentu saja Joshua.

"Gue sama Vincent hari ini nggak ada kelas kak Jo, tapi hari ini, hari pertama mau ngajar anak-anak sekitar sini di halaman rumah." Sapta dengan semangatnya menceritakan agendanya hari ini.

"Ehh abang, aku boleh ikutan nggak? lihat aja kok." Dito yang punya cita-cita menjadi seorang guru, sangat tertarik dengan agenda Sapta hari ini.

"Boleh cil, klo lo bisa materi anak SD sekalian lah bantu gue ngajarin anak-anak, gimana?"

"Boleh emangnya bang?" Dito dengan binar matanya yang terang, terlihat tertarik dengan tawaran Sapta.

"Boleh cil, kali aja gue nggak bisa handle semua kan?"

"Ok siap, tapi jam berapa ya?" seru Dito bersemangat.

"Siang sih sekitar jam 2, mereka kan masih ada yang sekolah, jadi nunggu mereka pulang dulu aja."

"Ok abang."

"Emang adek nggak kemana mana hari ini?" tanya Joshua pada Dito.

"Hmmm agendanya baru nemenin bang Sapta aja kak, klo kerja kan belum boleh ya bang Kala?" Dito melirik sekilas pada Sekala, sedangkan yang ditatap hanya menggeleng dengan cepat sebagai respon sembari mengangkat ibu jarinya ke atas, sangat bapak-bapak sekali.

"Ikut kak Esa mau nggak dek?" Mahesa dengan cepat mengambil kesempatan untuk mengajak Dito ke suatu tempat.

"Lo semalem kan udah pergi sama Dito Es." protes Dika pada Mahesa.

"Emang nggak boleh ngajak pergi lagi?" 

"Emang lo mau kemana Es, klo ke kampus jangan ah kasian ntar nungguin lo lama lagi." ucap Sekala ikut dalam pembicaraan.

"Mau ke galeri, ada meeting sama manager sama kurator bang." Mahesa menjelaskan agendanya hari ini, "Ehh tapi kayaknya lama sih, abis itu gue mau ke kampus juga siangnya."

"Nah kan, jangan di ajak ah adeknya" ucap Sekala dengan posesif, Mahesa hanya bisa menghela nafasnya dan pasrah.

Ada banyak pertanyaan dalam diri Sapta dan Vincent yang sepertinya masih kebingungan setelah mendengar perbingcangan ini.

Family For The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang