LOCAL STORY
This story is about sincerity, togetherness, love, and care within a family that was accidentally formed.
If you don't like this story, you can find another story on this account
Warning !!
*All of this is fiction
*Tidak untuk di bawa k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kagak nyambung banget dah!"
Sapta menutup ponselnya dan segera menuju kantin, kemudian memesankan mie soto untuk Vincent dan semangkuk mie ayam bakso untuk dirinya sendiri.
Sapta menunggu di pojok kantin sembari memperhatikan ke sekeliling, melihat banyaknya mahasiwa yang sedang makan siang, menjadikan Sapta mengingat masa-masa sekolahnya yang menyenangkan.
Ia berteman baik dengan Vincent sejak dirinya masih bersekolah di sekolah dasar, pertemuannya dengan Vincent membuat kehidupannya berubah drastis kala itu.
Sapta kecil yang sering di olok-olok oleh anak-anak sekitar rumahnya, menjadikan Sapta kecil menjadi anak yang tertutup dan banyak mengurung diri rumah.
Keinginannya memang tak selalu sejalan dengan pikiran orang tuanya, terkadang ketika mama dan papanya meminta pertolongannya Sapta, sekadar untuk membelikan sesuatu di warung dekat rumahnya, dengan berat hati ia akan paksakan untuk menuju ke sana.
Meskipun ia tahu, kehadirannya akan menjadi sasaran empuk bagi anak-anak lainnya untuk menjahilinya.
Namun, kehadiran Vincent kala itu membuat dampak baru bagi kehidupan Sapta. Sapta yang pendiam harus di pertemukan dengan Vincent yang lebih pendiam lagi dari dirinya. Perbincangan orang tua Sapta dan orang tua Vincent, membuat mereka berdua mau tidak mau harus menjalin pertemanan meskipun keduanya enggan.
Semakin hari, mereka berdua mulai bisa beradaptasi satu sama lain, kebersamaannya di sekolah maupun rumah, membuat mereka berdua akhirnya bisa berteman dengan baik.
Meskipun, semuanya terasa sangat sulit di awal bagi Vincent, Sapta yang ada di hadapannya adalah bentuk manusia kecil yang terlalu banyak menerima cemoohan dari anak-anak kecil lainnya, dan alasan yang tak masuk akal seperti berat badan Sapta yang lebih banyak dari anak seusianya.
Semenjak Vincent tahu alasan di balik diamnya Sapta yang aneh, ia beranikan diri untuk menjadikan Sapta sebagai teman dekatnya semenjak hari kesepuluh mereka berteman.
"Hei ngalamun aja lo! mie gue udah ngembang ya?" tepukan pada bahu Sapta membuatnya kembali ke dunia nyata. Ia lihat Vincent datang dengan wajah ceria karena melihat semangkuk mie soto yang tersaji di hadapannya. "Mikirin apa?"
Vincent kembali bertanya, ia fokuskan pandangannya pada Sapta setelah ia memasukan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
"Nggak mikirin apa-apa, cuma tiba-tiba keinget aja ternyata kita udah temenan lama banget ya Cent?"
"Hah! yaaa emang udah lama -- random banget otak lo!"
"Kan lo tahu gue Cent."
"Iya sih ... tapi kenapa dah tiba-tiba kepikiran itu?"
"Hehe nggak tahu, inget aja gimana lo ngebelain gue waktu anak-anak sekitar rumah dulu jahatin gue!"