15

765 62 7
                                    

Ranjang yang memiliki ruang kosong lumayan besar biasanya tak pernah fourth hiraukan. Bertahun-tahun ia pakai tak pernah sekalipun ia rasa kesepian karena ruang kosong disampingnya itu.

Tapi sekarang dirinya rasakan kekosongan itu mengganggu tidurnya, ia sangat ingin kekosongan itu diisi oleh suaminya.

Maka ia bayangkan akan sehangat apa tubuhnya jika didekap dari belakang oleh orang yang ia cintai itu.

Ia gelisah, tak bisa menutup matanya apalagi tidur nyenyak malam ini.

Tubuhnya yang sedari tadi ia balikan ke kiri dan ke kanan tak jadi solusi dari susahnya dia untuk tertidur.

Sampai dalam satu waktu ia rasakan sakit diperutnya.

Fourth hanya ingin gemini tenangkan dia dari kegelisahannya, tapi ia tidak bisa.

Ini sudah tengah malam dan pastinya sang suami sudah larut dalam tidur.

Ingin sekali fourth pergi keluar menghampiri orang tuanya dan mengeluh akan sakitnya, tapi ia tak mampu, dirinya merasa enggan membangunkan keduanya ditengah malam.

"Dede bayi pengen ketemu daddy ya? Maaf ya papa gak bisa bawa kamu ketemu daddy sebelum papa inget semua hal tentang orang yang namanya phuwin.. dede bayi jangan rewel ya.. papa lagi berusaha biar kamu bisa ketemu daddy mu secepatnya.." fourth lagi-lagi tenangkan dirinya sendiri, ia elus-elus perutnya yang mulai kelihatan menonjol itu sampai dirasa sakitnya menghilang.

"De.. papa kangen daddy kamu.. papa pengen ketemu dia.." tak ia sadari air mata turun begitu saja, ia merasa lagi lagi takdir sedang menguji dirinya.

Malam ini tidurnya ditemani isakan tangis yang berkelanjutan sampai dalam mimpinya pun ia bertemu dengan orang yang dirindukannya itu.

"Mas gem.. mas gem.." dalam tidurnya fourth mengigau. Sungguh, jika ada yang mendengarnya maka ia tidak akan tega dengan racaunya fourth karena dilanda rindu yang sudah tak dapat ditopang itu.

.

Paginya fourth terbangun dengan mata yang begitu merah dan sembab, ia sampai tak berani untuk keluar, hanya karena takut dilanda seribu pertanyaan dari orang tuanya karena hal tersebut.

Ia kurung dirinya, bahkan ia tak berniat menunjukan dirinya di jendela seperti biasanya, agar sang suami tak mengetahui keadaannya sekarang.

Sampai handphonenya berdering dan menunjukan nama sang suami dilayarnya pun ia tetap tahan untuk tidak mengangkatnya.

Ia takut, takut jika suaminya akan menyadari dirinya sedang tidak baik-baik saja walaupun hanya dari suaranya.

.

Beralih pada gemini yang setia melihat jendela dari depan rumah dan terus coba hubungi suami kecilnya yang tak muncul muncul, akhirnya ia menyerah dan kini beralih menghubungi salah satu dari sahabatnya.

"Fot baik-baik aja kan? Ko dia gak angkat telfon gua sih?!!! Dia gak sakit kan?! Jawab gua!! Gua khawatir!!" Tidak ada sapaan apapun untuk mark, hanya cercaan pertanyaan yang memekik telinga yang ia dapatkan sedetik setelah ia mengangkat telfon dari gemini.

"Sopan lu begitu?! Pagi-pagi gak ada salam gak ada apa, main teriak-teriak aja." Kesal mark, tapi kelihatannya gemini tak peduli, sekarang dirinya hanya ingin tahu keadaan sang pujaan hati.

"Jawab pertanyaan gua!!" Titah gemini, suaranya sudah terdengar lebih kesal daripada mark.

"gua gak tahu! Belum turun anaknya dari tadi, paling juga masih tidur. Lagian lu pagi-pagi bener udah nelfon, gak kaya biasanya." Aneh memang, karena sejak semalam gemini merasa perasaannya sedikit tak enak, jadilah dia disini, ditempat mark pagi-pagi sekali hanya untuk melihat kesayangan baik-baik saja.

Marry My Mom's Boyfriend (GEMINIFOURTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang