Pintu yang masih tertutup rapat itu membuat sang pengetuk begitu tergugup, entah apa yang dilakukan sesosok mungil manusia didalam sana, sampai-sampai gemini khawatir setengah mati.
"Sayang.. fot.. mas disini.. buka pintunya.." panggil gemini untuk ketiga kalinya.
Tidak ada suara atau pergerakan yang gemini rasakan, hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk mendobrak pintu besar nan tinggi itu.
Bruk.. satu kali, pintu masih kokoh kuat. Tak terbuka.
Bruk.. kedua kalinya, malah bahu gemini yang terasa nyeri karena benturan pintu yang ia tabrak dengan tubuhnya.
Dan saat gemini bersiap untuk melakukannya yang ketiga kalinya terdengar kunci diputar, cklek.. pintu itu akhirnya terbuka tanpa ia paksakan lagi.
"Huftt... Sayang.." nafas lega gemini hembuskan, ia dengan cepat rengkuh tubuh mungil fourth yang berdiri dihadapannya, setelah sang suami kecil akhirnya membukakan pintu untuknya.
"Hiks.. hiks.. mas." Isakan tangis terdengar dari mulut fourth.
"Kenapa sayang? Ada yang sakit? hmm?" Tanya gemini penuh kelembutan. Padahal jujur saja dirinya ingin sekali marah saat ini, karena khawatir yang ia rasakan beberapa waktu lalu hampir membuatnya gila.
"HWAAAAA!! MAS!!!" tangisnya semakin pecah tatkala gemini lontarkan pertanyaan padanya.
"Cup.. cup.. cup.. sayangnya mas kenapa hmm? Kalau ada yang sakit bilang ya sayang.." ucap gemini sambil mengelus-elus kepala fourth yang semakin menelusup ke dadanya.
"M-mas fo-fott ma-u ing-ngat se-muanya.. hiks!" Gemini mengerti apa yang dimaksud dari perkataan fourth, walaupun kalimatnya diselingi isak tangis. Gemini mampu mengerti semuanya.
"Tidak usah terburu-buru sayang.. pelan-pelan saja.. kamu pasti bisa, mas percaya." Sang suami coba tenangkan fourth, dirinya langsung bawa tubuh sang suami kecil dalam gendongannya dan merasakan fourth terus menelusupkan wajahnya pada ceruk leher.
"Mana coba mas ingin lihat wajah cantik kesayangannya mas." Ucapnya setelah berhasil mendudukan dirinya yang menggendong fourth ditepian ranjang.
Beberapa kali gemini merayu fourth untuk memperlihatkan wajahnya dan berbicara padanya, tapi fourth menolak, seakan yang ia butuhkan sekarang hanya pelukan dari sang suami.
"Yasudah kalo tidak mau berbicara dengan mas, tapi kamu makan ya.. bibi bilang kamu belum makan dari pagi? Benar begitu?" Fourth mengangguk, membenarkan perkataan gemini.
"Nakal sekali cantiknya mas ini.. kalo dari pagi tidak makan, nanti sakit loh sayang.. nanti kalo kamu sakit, dede bayinya juga ikut sakit" elusan tangannya pada punggung fourth tak berhenti sama sekali, begitu juga pelukan erat fourth pada gemini.
"Bi.. tolong bawa makanannya ke dalam, cantiknya saya katanya mau makan sekarang." Katanya pada maid yang sedari setia berdiri depan pintu kamar dengan troli makanan disampingnya.
"Tapi sepertinya makanannya sudah dingin tuan, biar saya buatkan saja yang baru.." gemini mengangguk sebagai tanda memberi izin padanya untuk pergi berlalu dan membuatkan makanan yang baru untuk kesayangannya.
.
"Sebentar ya sayang.. bibi nya akan buatkan makanan baru untuk kamu.." yang diajak bicara hanya terdiam alhasil membuat gemini dengan jahilnya mengelus perut besar itu, seolah dirinya berbicara dengan jabang bayi yang dikandung suaminya.
"Sabar ya sayang ya.. dede bayi pasti lapar ya? papa jahat sekali ya, tidak beri makan dede? Nanti daddy marahi papa, oke?" fourth menggeram lucu, seperti singa kecil yang marah dan bersiap untuk menerkam gemini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Mom's Boyfriend (GEMINIFOURTH)
Fanfiction🔞🔞 Forgeting the bad memories. Cuz we also ever had a good memories and for now let's make a new one. #SHORTSTORY‼️ #AGEGAP‼️