⚠️ HATI-HATI TYPO BERTABURAN ⚠️
—————
"Perang telah usai ... Aku bisa pulang"
- Nadin Amizah—————
"Benturan pada bagian kepala mengakibatkan cedera serius sehingga terjadi penurunan fungsi otak jadi tolong dimaklumi jika tuan muda sering terlihat linglung atau kebingungan. Lalu .." Pria dengan jas putih nya membuka kertas hasil pemeriksaan.
".. karena trauma akibat kecelakaan yang menimpanya tuan muda saya menduga ia terkena selective mutsim atau dikenal sebagai bisu sementara," jelasanya membuat tubuh Zeyphyr membeku.
Ia terdiam tapi tatapannya semakin menajam membuat sang dokter ketakutan. "S-selain pelatihan sendi otot dan saraf motorik, saya menyarankan agar tuan muda terapi dengan seorang psikiater."
"Lalu?"
Ludah ditelan gugup. "Diusahakan agar tidak membuat suara keras yang mengejutkan, itu bisa mengingatkannya pada kecelakaan yang dialaminya."
Tarikan pada tangannya membuat Zeyphyr tersadar. Menatap sayang si bungsu. "Hm?"
Avis jadi-jadian alias Lancel hanya menatapnya. Mata heterochromia itu terlihat sayu penuh keingintahuan.
"Ada yang sakit?" Zay melirik tangan kanan yang terbalut perban juga kedua kaki nya.
"Dua Minggu kemudian jahitan tangan nya sudah bisa dilepas, tapi diusahakan agar tidak menggunakannya terlalu berlebihan.'
"Untuk kedua kaki tuan muda. Saya tidak bisa menjamin kapan ia bisa berjalan seperti semula. Pemulihan tergantung pasien, tuan."
Penjelasan yang masih diingat dengan jelas olehnya membuktikan betapa parah luka yang dialami sang bungsu.
Walau tidak separah dibanding Kevan tapi ini Avis, bungsu nya yang terlahir dalam kondisi lemah karena prematur.
Seringan apa pun luka yang dialami tetap berakibat fatal. Berbeda dengan anggota Hamilton lainnya. Bahkan Kevan yang terluka sekarang sudah hampir beraktivitas normal.
Lancel yang ditanya menggeleng. Ia hanya menatap minat pria dewasa yang duduk di samping brankar. Terkadang tangannya bergerak lemah dalam genggaman pria itu.
Ngomong-ngomong kapan ia bisa pulang? Alat-alat medis yang terpasang sudah terlepas menyisakan infus dan juga nasal cannula.
Mulutnya terbuka namun kembali mengatup. Avis lupa. Dia adalah Lancel, si manusia bisu.
Zay yang melihatnya tersenyum tipis. "Jangan dipaksa, baby. Daddy bisa membaca gerak mulut, katakanlah."
Avis tidak langsung melakukan hal yang disuruh. Dan Zeyphyr hanya mengulas senyum.
'kapan .. pulang?' bibir yang kering dan pucat bergerak perlahan sesuai kata.
Sudut bibir Zay tertarik. "Baby masih belum sembuh. Mungkin tahun depan."
Huh?
Lepas sudah tawa Zay yang tertahan. Wajah bingung si bungsu terbaca dengan jelas. Avis yang menjadi bahan tertawa merenggut.
"Menggemaskan." Zay mengelus lembut pipi si bungsu, masih dengan sisa-sisa tawa yang mengudara.
Avis menggeliatkan tubuh sebagai respon kesal. "Baiklah, baiklah. Maafkan daddy, jangan banyak bergerak dulu."
Avis memalingkan wajah tidak ingin menatap si empu. "Baby--"
Tok tok
Ucapannya terhenti ketika pintu diketuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Say It Please
Kısa HikayeLancel Baratheon pemuda ceria yang ditakdirkan tidak sempurna. Ia bisu dan lingkungan tidak mendukungnya. Terbiasa diam hingga membuat Lancel melupakan apa itu bicara, bahkan saat ia sudah bisa mengeluarkan suara. Bukan karena mendapatkan kembali su...