Part 6 [Klarifikasi]

447 45 4
                                    

Selamat membaca, maaf untuk typo.

"Yurani, ayo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yurani, ayo."

Yura bergegas mengambil buku catatan dan pena, lalu berjalan mengikuti Pak Uus selaku atasannya. Pagi tadi Yura di minta lelaki yang usianya hampir seumur ibunya— manager keuangan, untuk menemaninya mengikuti rapat internal di meeting room hotel.

Karena lift karyawan sedang penuh oleh tim housekeeping yang membawa trolley, mereka pun memilih untuk menggunakan lift guest untuk tiba di area lantai meeting room yang letaknya ada di atas restoran hotel, dimana akses di sana harus menggunakan tangga manual jika dari lobi.

Pintu lift terbuka, mata Yura terbuka sepenuhnya melihat keberadaan sosok yang tak asing lagi di matanya.

"Pagi, Pak Uus. Pagi, Yura."

Yura sampai tak membalas sapaan ramah Alex karena terlalu syok melihat keberadaan mantan suaminya di lift, iya Gale ada di lift yang sama dengan Alex.

Langkahnya kaku kala Yura masuk ke dalam lift yang ukurannya tak seberapa luasnya, pintu lift tertutup begitu Yura masuk. Yura berdiri tepat di depan Gale, jarak mereka yang tak jauh membuat Yura bisa menghirup aroma khas tubuh bercampur parfum mahal mantan suaminya itu.

Sebenarnya bukan masalah jika Yura bertemu dengan Gale di mana pun, Yura bisa dengan mudah berpura-pura menjadi orang asing agar tidak ada yang tahu. Tapi masalahnya, Yura jadi lupa bersikap karena kejadian semalam.

"Kamu kelihatan pucat, Yura. Are you okey?" tanya Alex yang membuat Yura harus menoleh ke belakang, dengan kaku.

"Saya tidak apa-apa, Pak."

"Jangan-jangan gara-gara Pak Uus ngasih kamu banyak kerjaan nih," ucap Alex yang bisa-bisanya bergurau.

"Waduh, saya bisa di sidang kalau Pak Alex tahu," balas Pak Uus, tertawa keras.

"Bilang aja, Yura. Gak usah takut, saya di pihak kamu kok kalau Pak Uus buat macam-macam sama kamu." Tampaknya Alex masih belum berhenti bermain-main.

"Pak Alex ini, gencar sekali sama Yura. Saya tunggu undangan VIP dari kalian lho, kalau kalian berhasil naik pelaminan."

"Doakan saja, Pak. Masih usaha," balas Alex tertawa pelan, tapi terdengar serius.

Di tempatnya Yura hanya bisa memejamkan mata, berdoa semoga pintu lift ini cepat-cepat terbuka. Agar dia bisa menghilang dari Gale.

"Sedang pendekatan, rupanya."

Ucapan Gale membuat Yura langsung memutar tubuhnya, menatap Gale dengan mata membulat. Jangan bilang Gale akan mengungkapkan rahasia mereka?

"Gimana, bro. Cantik kan?"

Double syok melihat Alex tiba-tiba merangkul bahu Gale, seolah mereka adalah sahabat lama yang dekat. Setahu Yura, Alex bukan teman sirkel Gale mana pun.

AFTER ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang