Part 13 [Niat Baik]

565 42 7
                                    

Tiba-tiba pengen update, semoga kalian suka. Jangan lupa vote ya.

Happy Reading, sorry for typo.

"Jadi kapan nih pajak jadiannya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi kapan nih pajak jadiannya?"

Baru saja duduk setelah dari toilet, Yura langsung di berondongi pertanyaan dari Sonia dan rekan kerjanya yang lain.

"Jadian apanya sih, Son. Kamu jangan buat rumor yang aneh-aneh deh."

"Belum jadian toh? Yah, aku kira udah official."

"Jangan ngaco."

"Tapi ada kemungkinan kan sekarang? Teteh udah terima pendekatan dari Pak Alex tuh buktinya."

Belakangan ini hubungannya dengan Alex memang semakin dekat, bahkan mereka sudah tak lagi menutupi kedekatan mereka di kantor. Mereka terang-terangan menyapa dan berbincang saat makan siang bersama, kedekatan sewajarnya yang tidak mengganggu jam kerja.

"Son, di usia mereka udah gak main pacar-pacaran lagi tapi langsung ke pelaminan. Jadi kamu gak usah nunggu kabar jadian, tapi tunggu mereka tiba-tiba sebar undangan," ucap Pak Uus yang tiba-tiba saja nimbrung.

"Pokoknya aku mau jadi bridesmaid! Inget ya, Teh."

"Udah-udah ah, kerja semuanya kerja!" seru Yura yang tak ingin lagi mendengar rekan kerjanya membicarakannya.

"Saya jadi lupa kasih tahu kalian," ucap Pak Uus yang membuat semua orang langsung tertuju padanya.

"Minggu depan, ada pesta silaturahmi group hotel di Jakarta. Setiap divisi, minimal tiga orang yang ikut. Acaranya di Jakarta dan di hari weekend jadi karena kita bukan kerja di bidang pelayanan, kita semua bisa ikut. Tapi kalian tidak wajib hadir jika kalian berhalangan hadir, masih ada waktu untuk berpikir dan konfirmasi saja segera pada saya jika kalian bisa hadir."

"Woah! Kapan lagi bisa ke Jakarta coba? Tapi akomodasinya gimana, Pak?" tanya Sonia.

"Semuanya di tanggung pihak hotel dong."

"Kalau gitu aku ikut! Lumayan bisa liburan gratis, Teteh ikut juga nggak?" Sonia bertanya pada Yura.

"Aku gak ikut, Son."

"Lho kenapa? Kan weekend, jadi Teteh bisa bawa Alta juga."

"Iya, Ra. Kamu ikut aja bawa Alta, kamu bisa berangkat sama Pak Alex kalau kamu mau."

"Tuh enak lho Teh, gak perlu naik bus."

Jika saja bukan Jakarta, mungkin Yura bisa ikut. Jarang sekali dia memiliki waktu liburan keluar kota bersama Alta, apalagi sekarang mantan suaminya itu masih menghilang di peradaban.

Sejak Yura menghubungi Gale lewat asisten pribadinya dan memarahi lelaki itu, Gale mulai sering menghubunginya lagi untuk bertanya tentang Alta dan melakukan video call setiap malam. Lelaki itu bertingkah seperti tidak pernah ada yang terjadi.

AFTER ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang