Part 17 [Winner]

927 56 3
                                        

Pagi, sebelum baca biasakan vote dulu dan jangan lupa ramaikan dengan komentar kalian ya.

Happy Reading, sorry for typo.

"How do you feel, now?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"How do you feel, now?"

Gale mendekati Yura yang duduk di teras rumah memandangi tanaman di halaman rumahnya, tangannya bergerak memegang bahu Yura mengelusnya pelan memberi kenyamanan.

"I'm oke, Alta gimana?"

Saat serangan panik Yura kambuh, Alta sempat melihat Yura sehingga mereka harus mengamankan Alta lebih dulu.

"Aku bilang kamu lagi kecapekan, terus sekarang lagi tidur."

"Tumben, biasanya dia susah di suruh tidur siang."

"Asal aku tetep ada di sampingnya waktu dia bangun, syaratnya."

Gale ikut bergabung duduk di samping Yura memberi sedikit jarak, menatap halaman yang di penuhi dengan tanaman hijau.

"Maaf ya, aku menghilang dari kalian."

"Aku lagi gak mau denger ucapan maaf dari kamu."

"Mau aku buatin teh lagi?" tanya Gale saat Yura telah menghabiskan teh tawar hangat yang dia buat.

"Udah cukup."

"Kalau boleh tahu, kamu masih sering kambuh?"

"Hampir setahun aku gak pernah kambuh lagi, tiba-tiba aku sulit kontrol pikiranku tadi."

"Kamu mau aku antar ke psikolog?"

"Aku gak mau lagi bergantung dengan dokter, aku bisa atasi sendiri."

"Kamu gak usah khawatir, kamu bisa ambil Alta kalau nanti keadaanku kambuh dan makin parah."

"Aku gak akan biarkan itu terjadi, kamu pasti akan selalu baik-baik aja. Jadikan Alta sebagai kekuatan dan alasan kamu bertahan, Yura."

Yura menghela napas panjang, nyeri dada yang tadi dia rasakan perlahan mulai menghilang sepenuhnya.

"So, kamu dapat info apa aja dari orang-orang kamu?"

"As you know, aku hanya tahu apa yang di lihat dari luar, aku tetap gak tahu apa yang terjadi dari dalam."

"Kamu sengaja datang hari ini karena Alex pergi ke Jakarta, kan?" tebak Yura yang hanya di balas senyuman tipis dari lelaki itu, tebakan Yura benar.

"Kenapa? Kamu gak punya muka buat kenalin diri sebagai Papanya Alta?"

"Kamu sendiri, kenapa gak pernah kasih izin Alex masuk ke dalam rumah?" balas Gale dengan kembali bertanya.

"Saya yang bertanya lebih dulu, Pak Galeo Dewangga."

"Aku hanya gak mau menghambat hubungan kamu dengan Alex, kalau dia tahu aku Papanya Alta."

AFTER ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang