Part 10 [Lembaran Baru]

760 42 4
                                    


Happy Reading, sorry for typo.
Sebelum baca, jangan lupa vote dulu ya.


Yura menikmati perjalanan pulangnya dengan keterdiaman, tak menghiraukan celotehan dari Alta yang kali ini duduk di bangku penumpang belakang.

Gale mengirimkan supir terbaik untuk mereka, yang menggantikannya mengantar Yura pulang di saat lelaki itu tiba-tiba menghilang dan hanya meninggalkan satu pesan yang mengatakan jika lelaki itu sudah lebih dulu pulang ke Jakarta karena ada hal yang mendesak.

Yura tak ingin berpikiran buruk, tapi ia yakin jika alasan Gale pulang karena kejadian semalam. Lelaki itu pasti tak punya muka lagi untuk berhadapan dengannya, setelah melihat keadaan Yura secara langsung.

Seperti biasa, daripada menghadapi Gale memilih untuk melarikan diri dan menghindar. Pengecut, itulah yang Yura sematkan pada sosok Papa dari Alta.

Sementara Ibu dan Ayuna yang sesekali melirik Yura dari tempat mereka duduk, hanya bisa menelan bulat pertanyaan yang ada di kepala mereka.

Seperti biasa, Yura bungkam akan permasalahan yang terjadi. Membiarkan Ibu dan Adiknya bertanya-tanya, soal penampilannya yang kacau dan juga soal luka di bibir Gale yang semalam mereka lihat sekilas.

Hanya dalam semalam, keadaan menjadi berubah. Hanya dengan satu kejadian fatal.

Begitulah akhir pekan Yura berakhir, meski cukup sulit untuk bangkit, Yura berhasil kembali pada dirinya seperti biasa saat keesokan paginya.

Membantu Alta bersiap, memasak sarapan, mengantar Alta ke sekolah dan berangkat bekerja. Semuanya berjalan seperti yang seharusnya, tidak ada lagi hal fatal yang di lakukan.

Kali ini bukan macaron yang ada di atas meja kerja Yura, melainkan berbagai macam snack makanan ringan yang ada di minimarket.

"Gimana? Kali ini suka gak?"

Yura memutar tubuhnya, menatap Alex yang baru keluar dari ruangan Pak Uus. Seperti biasa, lelaki dengan setelan formal itu terlihat menawan dan segar.

"Terima kasih, Pak."

"Kamu gak akan kasih ke temen-temen kamu kan?" Yura menggelengkan kepala, membuat Alex langsung tersenyum lebar.

"Ada banyak, kamu bisa kasih buat Alta juga nanti."

"Iya, Pak."

Alex terdiam masih dengan senyuman di bibirnya, meski dalam benaknya terheran melihat perubahan dari Yura yang berbeda dari biasanya. Meski perubahan itu adalah sesuatu yang baik untuknya, Alex sedikit bertanya-tanya.

"Kalau gitu di simpan, kalau Sonia lihat pasti dia minta."

"Bapak keberatan kalau saya kasih sebagian ke Sonia?"

"Semuanya milik kamu sekarang, dengan kamu yang mau menerima makanan dari saya pun sudah cukup."

Yura tersenyum tipis, lebih ke kaku. Tapi hal itu mampu membuat Alex berbunga-bunga.

AFTER ENDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang