1

4.1K 209 17
                                    

Milan, Italia.

Kota metropolitan yang terkenal dengan kota sang pencipta perusahaan-perusahaan besar terkenal dunia. Memiliki ciri khas sejarah yang begitu kuat, museum-museum terkenal berdiri disana serta brand yang kini sangat mendunia juga tercipta disana.

Tapi jangan lupakan tentang sisi gelapnya, sama seperti kota besar Eropa lainnya. Milan pun menjadi salah satu kota yang penuh dengan sisi gelap.

Kebebasan tentu terpatri disana, salah satunya kebebasan dalam membangun sebuah Cerita cinta pun terjalin di Milan.

Bagi mereka, Milan akan menjadi negara yang penuh sejarah, jadi saat mereka membuat sejarah dalam hidupnya. Milan lah pilihan terbaik.

"Milan indah, tapi tidak untuk memulai cinta disini" ujar seorang pria dengan satu tangan didalam saku celananya.

"Menyindir diri sendiri?" Ujar pria yang kini sedang ngisap rokoknya.

Menatap kearah sang sahabat yang sejak tadi menatap keluar bangunan besar yang berada di hadapannya.

Zean king caivano, pria dengan  tubuh tegap dan begitu bersih, putih dan juga menggoda. Pria berdarah Eropa dan Asia yang menjadi satu, menciptakan sosok yang hampir sempurna.

Zean tertawa lalu mengangguk, pria pemilik mata tajam yang begitu indah itu menoleh kearah sang sahabat yang sejak tadi duduk tanpa ingin menatapnya.

"Aku akan menyusulnya ke Indonesia, aku harus mendapatkannya, El" ucapnya dengan serius.

Lexi Vadellion Abister, pemilik mata yang teduh tapi begitu tegas, bibir tebal yang menggoda serta dada yang begitu lebar. Sangat tenang tapi  tidak ada yang tau apa yang ada di balik kepalanya itu?   Tapi sangat diharapkan untuk tidak mengganggu anak kedua dari Ester Abister itu.

Karena Lexi Vadellion Abister begitu berbeda dengan Freyan Abister, sang kakak yang memiliki hati sedingin kutub tapi begitu blak-blakan di depan musuhnya.

"Indonesia? Kamu akan meninggalkan tanggung jawabmu disini?" Ujarnya menatap datar kearah zean.

Zean terdiam, begitu banyak tanggung jawab disini tapi dia juga ingin segera ke Indonesia untuk mengejar cintanya.

"Jangan gegabah! You have a brain, so use it!"

Zean mendengus menatap Vadellion yang terlihat sangat menyebalkan di matanya, padahal kini pria matang itu sedang menatapnya datar.

Tok tok

Vadellion menoleh kearah pintu, pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang sudah sangat di kenalinya berdiri dengan ipad di tangannya.

"Kamu memiliki rapat 5 menit lagi" ujarnya yang membuat Vadellion beranjak dari duduknya, meraih jas di kursi lalu menggunakannya.

"Ingat pesanku, ze! Kamu bisa mengejarnya tapi selesaikan dulu tanggung jawabmu, disini" ucapnya serius yang diangguki oleh zean disana "ahh, flora kapan kita ke Indonesia?" Tanyanya seakan mengingat sesuatu.

Flora menatap Vadellion bergantian menatap zean yang kini menatapnya terkejut.

"Minggu depan kamu sudah harus di Indonesia, penyambutan kedatangan kamu akan di lakukan saat itu juga" ujarnya menjelaskan.

Zean mendekati Vadellion dengan tatapan aneh "Kamu akan ke Indonesia? Really? Wtf Vadellion"

Vadellion tersenyum miring lalu melangkah menjauhi zean untuk keluar dari ruangannya.

"Aku bisa membantumu kalau kamu mau" godanya yang membuat zean lagi-lagi mendengus.

"Sialan" gerutunya menatap Vadellion yang sudah menghilang dari pintu hingga kini hanya ada flora dan zean didalam ruangan itu.

POSESIF (DELSHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang