16

906 120 14
                                    

Mobil berwarna hitam itu berhenti begitu saja di halaman rumah yang begitu mewah. Vadellion turun begitu saja setelah membukakan pintu untuk shani.

"Sayang?" Panggil shani saat melihat vadellion berlalu begitu saja setelah membuka kan pintu untuknya.

Hal itu membuat shani sedikit cemas, tatapan sendu dapat dilihat kathrina dari mata sang kapten. Walaupun tidak mengatakan apapun, kathrina tau betul jika saat itu kakaknya itu sedang marah. terbukti saat dimobil tadi, tidak ada obrolan apapun hingga sampai dirumah. bahkan saat sudah sampai pun, vadellion hanya membukakan pintu mobil untuk shani lalu masuk begitu saj tanpa menunggu ataupun mengajak sang kekasih untuk ikut dengannya.

"Susulin, ci!" Shani menatap kathrina lalu menggeleng.

"Cici mau nyapa mommy dulu, urusan kakak kamu bisa nanti saja" ujarnya yang membuat kathrina menatap tidak percaya kepada gadis cindo itu.

"Serius, tidak papa?"

Shani tersenyum lalu mengangguk singkat "justru cici takut, dek! kakak kamu kalau masih dalam suasana seperti ini tuh nyeremin"

kathrina tertawa lalu merangkul lengan shani "benar sih, ci! kak el tuh beda banget dengan kak freyan, kak el kalau udah marah yah benar-benar menyala matanya, kalau kak freyan paling diam terus pergi begitu saja"

shani mengangguk membenarkan karena selama dia berhubungan dengan vadellion, shani sudah pernah melihat bagaimana laki-laki itu marah besar, bahkan pernah saat itu mereka baru saja meresmikan hubungan mereka lalu ada yang menggoda shani, vadellion benar-benar menghajar habis laki-laki itu di tempat.

rasanya, shani agak ngeri kalau mengingat saat-saat itu.

"loh, sayang? kamu datang dengan siapa?" sapa mommy Natasya dari arah dapur

shani tersenyum lalu mendekati sang calon ibu mertua, shani selalu senang jika bertemu dengan wanita paruh baya itu, rasanya seperti bertemu dengan ibunya sendiri yang selalu menyambutnya dengan begitu senang dan  hangat.

"dengan el, mom! tapi el udah duluan kekamar" ujar shanni yang membuat wanita paruh baya itu menatap bingung.

natasya menatap kathrina meminta penjelasan karena menurutnya tidak biasanya vadellion datang tanpa menyapanya dahulu, apalagi saat ini anaknya itu datang dengan pacarnya, kenapa buru-buru banget ke kamarnya? pasti ada yang tidak beres, pikir natasya.

"kakak cemburu mom liat cici berinteraksi dengan mr. gracio, atasan diperusahaan itu loh" jelas kathrina yang membuat natasya menatap kearah shani yang tersenyum canggung.

natasya tersenyum lalu mengelus lengan gadis yang menjadi pacar anaknya itu dengan lembut "sana kamu bujuk el dulu, sayang! jangan sampai dia semakin marah karena tidak kamu bujuk, anaknya emang gitu, keras kepala dan cemburuan" ujar natasya yang dianggki oleh shani.

"iya mom, shani keatas yah"

natasya mengangguk begitu pun dengan katrhina yang tersenyum kearah shani "hati-hati ci, kak el suka makan orang loh" godanya yang membuat shani tersenyum dengan wajah yang sudah memerah.

dasar kahtrina, bocah nakal.
.
.
.
selama perjalanan menuju kamar vadellion, shani terus saja merapalkan doa agar pria itu sudah lebih tenang sedikit, dia sedikit ngeri dengan pacarnya itu, tapi perasaan cintanya terlalu besar untuk melihat bagaimana posesifnya vadellion.

ceklek

shani membuka pintu dengan pelan, saat pintu terbuka dia dapat melihat punggu lebar vadellion yang sudah tidak terbungkus oleh kemeja, hanya ada punggung yang polos entah kenapa. tapi satu hal yang membuatnya terdiam di pintu.

POSESIF (DELSHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang